Chapter 17

387 48 9
                                    

SESAMPAINYA di rumah sakit, para tim medis segera membawa Greyson ke ruang gawat darurat. Sesekali ia menggigil lantaran suhu tubuhnya semakin meningkat.

Ruby menunggu di luar ruang IGD. Air wajahnya sangat cemas. Ia pun memutuskan untuk menghubungi Alexa agar segera datang ke Pennsylvannia Hospital.

Sekitar 20 menit kemudian.

"Ruby," panggil seseorang.

Ia menoleh dan mendapati Alexa berlari ke arahnya. Ruby berdiri lalu memeluk Alexa. Tangisnya pecah saat itu.

"Ini semua salahku," isaknya.

"Tidak Ruby, jangan salahkan dirimu," sahut Alexa.

Tiba-tiba, seseorang wanita datang, menarik tangan Ruby dengan keras lalu menampar pipinya.

"Apa yang kau lakukan pada anakku?!" tanya wanita itu dengan marah. Ia adalah tante Lisa.

"Ibu tenaglah, ini rumah sakit," ucap Tanner mencoba menenangkan.

"Ini bukan sepenuhnya salah Ruby. Tolong jaga emosimu," sahut om Scott.

"Maafkan aku," ucap Ruby sambil memegangi pipinya.

Tak berseling lama, pintui ruang IGD terbuka. Seorang dokter keluar menghampiri Ruby dan keluarga Greyson.

"Dok, bagaimana keadaan anak saya?" tanya tante Lisa.

Dokter tersenyum ramah. "Keadaannya sudah lumayan membaik dan juga sudah boleh dijenguk, tapi hanya satu orang saja yang masuk."

"Biar saya saja," sahut tante Lisa.

Dokter itu kembali tersenyum. "Apakah di sini ada yang bernama Ruby?" tanyanya.

Ruby berjalan mendekat. "Itu aku."

"Greyson ingin bertemu denganmu. Mari ikut saya," ucap dokter itu.

Ruby mengangguk lalu berjalan mengikuti dokter itu memasuki ruang IGD. Pandangannya langsung tertuju pada Greyson yang sedang terbaring. Greyson tersenyum saat melihat Ruby berjalan mendekatinya.

Ruby duduk di samping tempat tidur Greyson, membelai lembut wajahnya. Seketika, pelupuk matanya mulai berair. Ruby tidak bisa lagi menahan tangisnya.

Greyson mengerutkan dahi. "Tolong jangan menangis," ucapnya sambil mengusap air mata Ruby.

Ruby menyandarkan kepalanya di atas dada Greyson, mendengar detak jantung kekasihnya yang terdengar lemah. Ruby masih menangis.

Greyson membelai rambut Ruby. "Bukankah ku bilang jangan menangis? Tolong berhentilah menangis. Aku tidak sanggup melihatmu sedih."

Ruby mengangkat kepalanya, menatap wajah Greyson. "Kalau begitu cepatlah sembuh. Sembuh untukku dan keluargamu."

Greyson tidak menyahut. Ia masih diam sambil membelai wajah kekasihnya.

"Greyson jangan diam saja. Kau harus janji padaku," lanjut Ruby.

"Aku akan berusaha," balas Greyson sambil tersenyum lemah.

"Aku akan berusaha," balas Greyson sambil tersenyum lemah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Catch a DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang