Chapter 16

361 46 6
                                    

GREYSON masih duduk disalah satu kursi tunggu tak jauh dari toilet wanita, menunggu kekasihnya--Ruby. Seketika ia merasakan sesak pada dadanya. Ia memegangi dadanya menahan sakit dan nyaris tersungkur sampai saat seseorang berhasil menahan tubuhnya. Greysoj menoleh, orang itu adalah Ruby. Wajah gadis itu terlihat sangat panik.

"Grey, kau kenapa?" tanyanya sembari duduk di samping Greyson.

Greyson masih mencoba mengatur nafasnya. Dadanya masih terasa sakit. "A-aku, baik-baik saja."

"Tidak. Kau tidak baik-baik saja. Kita harus pulang. Kita bisa melanjutkannya besok," ucap Ruby.

Greyson menggeleng. "Tidak. Aku baik-baik saja. Sungguh."

"Jangan bohong Grey."

"Aku tidak bohong. Sekarang, apa kegiatan selanjutnya?"

"Kenapa kau sangat ingin melakukan semua kegiatan itu?"

"Bukankah waktu itu aku sudah mengatakannya? Aku ingin menghabiskan waktu bersamamu. Lebih banyak."

Suara Greyson mengecil diakhir kalimatnya. Ada keraguan, takut, sedih, dan keputusasaan di sana. Ruby mengernyit, hatinya terasa janggal.

"Ruby apa yang kau fikirkan? Ayo," ucap Greyson membuyarkan lamunannya.

Ruby pun merogoh saku jeansnya untuk mengambil kertas daftar kegiatan mereka kemudian membacakannya.

"Kau mau naik perahu bebek?" tanya Ruby heran sambil mengangkat sebelah alisnya.

"Apa itu salah?" jawab Greyson dengan wajah polos.

"Tidak," jawab Ruby lekas menggeleng. "Ayo ke Fairmount Park."

Ruby pun menggenggam tangan Greyson untuk mencari taksi menuju Fairmount Park. Tak berseling lama, sebuah taksi datang menghampiri mereka berdua yang sedang berdiri di pinggir jalan. Ruby menarik pelan Greyson masuk ke dalam taksi.

"Fairmount Park," ucap Ruby pada supir, dan supir pun mengangguk.

Taksi berjalan dengan kecepatan normal. Dari mp3 player di taksi melantun lagu Thinking Out Loud dari Ed Sheeran.

Seakan larut dalam suasana, Ruby menyenderkan kepalanya di bahu Greyson. Dan Greyson menyenderkan kepalanya pada kepala Ruby. Dengan hangat, tangannya menggenggam tangan kekasihnya itu.

...

When your legs don't work like they used to before

And I can't sweep you off of your feet

Will your mouth still remember the taste of my love?

Will your eyes still smile from your cheeks?

...

"Kau tahu Grey? Aku sangat menyukai lagu ini," Ucap Ruby.

"Aku juga. Dan kau tahu apa maksud dari lagu ini?" tanya Greyson.

Ruby mendongakkan kepalanya, menatap wajah kekasihnya. "Tidak. Memang apa maksudnya?"

Greyson tersenyum sambil membelai rambut Ruby penuh sayang. "Artinya. Aku tak peduli apa kata mereka. Aku tetap akan mencintaimu."

Ruby tersenyum mendengarnya. Greyson selalu berhasil membuat hatinya meleleh. "Aku juga akan tetap mencintaimu, sampai kapan pun."

Perlahan, Greyson mendekatkan wajahnya pada kekasihnya. Mencium lembut bibir orang yang sangat ia kasihi itu.

...

So, honey now

Take me into your loving arms

Catch a DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang