Seorang gadis dengan mata yang tajam itu masuk menuju suatu tempat yang menahan banyak orang melakukan hal-hal yang di larang suatu peraturan di negara.
Gadis itu membuka pintu yang menuju suatu tempat yang menjadi pekerjaan sampingannya walau ia sudah bekerja di suatu tempat yang menjunjung tinggi Hukum.
"Nona ini adalah data diri orang tersebut."kata lelaki setengah baya yang ia tahu bernama Jack, sebagai sipir di penjara tersebut.
Dia pun membaca satu persatu data diri orang yang di tunjuk sipir tadi.
Terpidana membawa(pengedar) barang terlarang berupa sabu-sabu seberat 24,67 gram dan hendak menjualnya seharga dua ratus tujuh puluh lima rupiah.Ia pun duduk dihadapan laki-laki yang menatapnya nyalang dan berdampingan dengan salah satu temanku bernama Bernard.
Bernard pun memulai pemeriksaan dengan suasana yang menurut wanita itu menarik, mencekam.
"Apakah anda yang mengedar barang sabu-sabu tersebut?"
"Kan dari tadi dah di bilang gak ya enggak."
Wanita itu terus menerus melihat matanya dan gerak gerik orang yang menjadi terpidana.
Pemeriksaan terus berlanjut dan dia masih berkelit. Dan sebenarnya wanita itu telah tahu apa jawaban dari pemeriksaan itu dengan melihat gerak gerik, tatapan dan cara menjawab orang tersebut.
Dan dengan geram wanita itu berkata.
"Menurut anda, diri anda tak bersalah?"tanyaku lantang dan cepat
"Ya"tak kalah cepat dan lantang
"Menurut anda, diri anda tak melakukannya?"
"Ya" jawabnya masih lantang
"Menurut anda, diri anda pengedar?."
"Ya. Eh."
Perfect.jawabnya dalam hati
Wanita itu pun bangkit berdiri dan berjalan menuju pintu keluar.
Dan tak berselang pintu hampir tertutup panggilan itu menghentikan langkah wanita itu.
"Kau hebat." Jawab Bernard dengan mengarahkan dua jempol pada wanita di hadapannya.
"Nope."
"Bagaimana kau melakukannya?."
"Ber, kau telah bertanya sudah dua kali. Jika kau bertanya itu lagi kau akan mendapat 2 pilihan hadiah dariku."
"Apa." Tanyanya dengan mata berbinar
"Rumah sakit atau liang kubur." Jawab wanita itu dengan kesal sambil mengarahkan dua genggam tangan padanya seperti ingin meninju.
"Ok ok fine. Aku tahu kalo dirimu dulu bersekolah bidang psikolog dan melanjutkan sekolah hukummu kan. Tapi kau lain dari yang lain. Kau sangat tepat dan wuss." Celotehnya
Wanita itu hanya memutar mataku dan berlalu. Dan tiba-tiba hp nya bergetar. Ia pun melihat dua notifikasi dari paman dan sahabatnya yang bersamaan menyuruhnya ke jerman.
Sebaiknya dia berangkat pagi ini saja agar cepat sampai di sana.
¤¤¤¤
Seorang pria sedang duduk dengan kesal saat melihat laporan peningkatan pembelian terhadap produksi perusahaannya.
Dia menekan intercom dengan kesal.
" Rinaaa batalkan semua janji temu dengan siapapun hari ini. Sekarang!!!."
"Tapi pak, Bapak tidak melupakan janji bapak dengan nona Felly kan. Bapak telah berjanji dari bulan lalu ingin pergi ke acara Nona Felly besok ."
'Ya, sekertarisku mengerti aku. Jika aku membatalkan (badmood) semua janji hari ini aku tidak bisa berjanji akan ada keinginan untuk bekerja besok.' Pikir laki-laki itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Pengantinku, Seorang Hakim
RomanceLangsung add ke perpus kamu dan baca aja. Gak usah liat berapa banyak yang baca sama yang ngasih bintang. #Jangan jadi silent readers yaaa!!.