16

312 9 1
                                        

Saat ini aku dengan Bryan sedang menikmati makan malam di kawasan setiabudi.

"Aura."panggil Bryan

"Ya."ucapku

"Aku mau minta maaf."ucapnya

"Aku.."ucapnya terpotong

"Aku dah maafin kamu."ucapku.

"Tapi.." "Bryan kamu ngajak makan malam hanya untuk minta maaf."ucapku

"Iya tapi eng.." "kamu gak seharusnya ngelakuin ini."ucapku membuatnya terdiam

"Kamu udah aku maafin. Memang seharusnya aku yang minta maaf. Gak seharusnya aku mengganggu kalian yang mungkin tengah menyalurkan rasa rindu."ucapku

Yap. Setelah aku pulang dari rumah Bryan aku merenung. Kalau sebenarnya Ku salah dengan tingkah yang uring-uringan.
Kenapa aku marah dan kecewa. Aku kan tidak memiliki hak atau pun keharusan. Dia bebas mau melakukannya dengan siapa saja.

"Kamu bebas melakukannya dengan siapa saja dan kapan saja. Karna aku gak punya hak sama sekali untuk melarang kamu. Aku bukan siapa-siapa kamu. Aku..."ucapku terpotong oleh genggaman hangat di tanganku.

"Aku mau minta maaf..."

"Tapi.." "Aku merasa telah mengecewakan mu karna membuat wanita yang aku cinta jadi merasa hal yang dia lakukan todak benar."

"Kamu gak salah. Semua yang kamu rasa benar. Aku hanya mau bertanya satu hal sama kamu."ucapnya sengan nada yang sedikit gugup.

"Apa kamu mencintaiku."ucap Bryan

Pertanyaan atau pernyataannya membuatku terkejut.

"Aku..aku gak tau. Aku hanya merasa nyaman sama kamu. Dan..dan aku merasa marah dan kesal saat kamu mesra-mesra di kantor kamu."ucapku

Dan dapat kulihat senyum merekah tercetak jelas di wajah nya yang semakin tampan.

"Will you be my wife?"ucapnya dengan lantang dengan sebuah cincin ditangannya yang aku gak tau dari mana.

Mata ku sukses membulat sempurna.

Astaga.... apa yang akan dijawab oleh Aura yah.













Bersambung
































Gak deng becanda. Bacanya serius amat... santai.

Awas lo yah thor. #ngejarauthorsampekeujungdunia

"Aku....aku gak tau mau jawab apa. Aku bingung. Ini terlalu.."ucapku

"Terlalu cepat gitu. Menurut ku ini gak terlalu cepat honey."ucapnya yang membuatku merasa dilambungkan ke awan dengan panggilannya "honey"

"Aku gak mau jadiin kamu pacar. Karna aku tahu diri. Dengan usia ku yang gak muda ini. Gak mungkin lagi aku untuk main-main. Kali ini aku serius. Maukah kamu menerimaku untuk membuatmu jatuh cinta padaku. Membuatmu jadi istriku dan membuatmu menjadi ibu dari anak-anakku kelak?"tanyanya lagi denfan lantang.

Ku tatap kedua bola matanya. Berharap tak ada yang ku takutkan untuk bersamanya.

"Aku ngak bisa."ucapku lirih

Ku lihat bahunya merosot kebawah. Dan kepalanya pun menunduk.

Aku pun mendekatinya dan berbisik.

"Aku gak bisa...gak bisa nolak kamu tuan Landowski."ucapku membuat ia menaikkan kembali kepalanya yang tertunduk dan menatapku dengan mata berbinar.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 27, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Pengantinku, Seorang HakimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang