Thank you udah baca dan vote cerita ku yang kurang sempurna ini.
Sekali lagi thank you.*********
Selama seminggu ini aku dan bry masih berhubungan baik. Tambah baik mungkin.
Dia juga sering mengajak ku ke kantornya hanya untuk makan siang dan mengantarku kembali ke kantor. So gentleman.
Tapi kadang aku kesal dengan tingkahnya itu. Dia seakan tak perduli dengan pekerjaannya yang sangat banyak. Dan lebih memilih menghabiskan malam hari untuk makan malam bersama ku.
*****
Saat ini aku sedang mengendarai jeep rubicon ku dengan santai menuju kantor ku.
Tapi saat aku melintas di depan sebuah supermarket aku melihat seorang wanita paruh baya yang tengah berhadapan dengan para bajingan untuk mengambil harta benda dalam tas ibu itu.Aku segera menepikan mobilku dan langkah tegas aku berhadapan dengan para bajingan itu.
"Hei..."teriakku
"Woow. Gadis cantik kau ingin menyelamatkan ibu ini atau mau jadi santapan kami. Hmm."ucap seorang laki-laki yang badan bertato itu.
Mereka salah lawan kalau berhadapan denganku.
Saat tangan laki-laki bertato iu hampir menyentuh tangan ku. Segera ku tarik lalu ku pelintir lalu ku banting ke aspal.
"Wahh kau hebat cantik."ucap laki-laki yang nerbadan besar dan mungkin itu adalah ketuanya.
Segera ku tendang tulang keringnya, ku pelintir tangannya ke belakang lalu ku dorong ke arah sekawannya yang ingin memukulku. Dan yap mereka K.O hahha.
Tiba-tiba ku dengar sebuah sirine polisi yang mendekat ke arah ku. Dengan segera polisi itu menggerek para bajingan itu ke dalam mobil polisi.
Segera ku lihat ke arah ibu itu.
"Ibu tak apa?"tanyaku
"Tak apa nak. Makasih telah menolong ibu. "Ucap ibu itu ramah.
"Mama ada apa ini?"ucap seorang laki-laki yang datang ke arah kami.
"Mama tadi hampir di rampok."ucap ibu itu ke anaknya yang bernama jason.
"Tapi mama tak apakan?"tanya jason
"Ya, gadis ini yang menolong mama."
"Syukurlah. Terima kasih...mmm."ucap jason bingung
"Aura."ucapku
"Ok aura. Thanks."
"No problem. Sebaiknya aku pergi karna pekerjaanku menunggu. Selamat siang."pamitku
"Emm, nak. Apa aku bisa meminta nomor ponselmu. Ibu tak mau menjadi orang yang tak balas budi, mungkin kapan-kapan ibu akan mengundang mu hanya sekedar makan siang mungkin."ucap ibu itu
"Baiklah."ucapku
Setelah aku memberi nomor ponselku pada ibu yang tadi ku tolong. Segera ku lajukan mobilku ke kantor. Mungkin aku akan dimarahi oleh pak tua itu.
"Astaga Auraaaaa.. tak bisa kah kau lebih terlambat lagi."sindir pak Lukman. Ya selama beberapa tahun aku bekerja, hanya dia yang yerlalu sensi denganku. Tapi dengar-dengar sih dia sirik karna kehadiran ku di sini membuat ku menjadi orang yang paling diincar menjadi hakim di oengadilan karna reputasi ku yang baik dari pada pak tua itu.
"...."
"Heiiiii kau ini."
Aku tak lagi mendengar ocehannya yang tak bermutu itu.Di dalam ruanganku segera aku mengambil apa saja berkas yang penting. Membacanya dan memahaminya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Pengantinku, Seorang Hakim
RomanceLangsung add ke perpus kamu dan baca aja. Gak usah liat berapa banyak yang baca sama yang ngasih bintang. #Jangan jadi silent readers yaaa!!.