8

168 4 0
                                    

Maaf kalau gak feel atau datar.
Namanya juga penulisnya masih belajar.
So maklum aja yah karya penulis abal-abal ini. Stay read. Next.

---------------------------------------------------

Yap saat ini gue sedang mengemban tugas dari masyarakat ke masyarakat untuk masyarakat.

Hehehe bahasa ku alay yak.

Di pengadilan tinggi, aku tengah harus memilih dan menjunjung tinggi nilai keadilan untuk menentukkan mana yang bersalah dari barang bukti yang di beri oleh penyidik.

Tapi jika menurutmu barang bukti itu masih kurang.

"Sidang akan di lanjutkan dua  minggu ke depan. Sidang di tutup."ucapku tegas

Tok tok tok

Yap persidangan begitu alot karna dari beberapa saksi yang kurang memberi penjelasan yang berarti.

Saat aku melewati koridor untuk menuju keruanganku. Tiba-tiba salah satu orang yang kuyakini keluarga tersangka tengah berhadapan denganku.

"Mbak saya mohon mbak saudara saya bisa diringankan hukumannya. Mbak ini ada beberapa barang untuk mbak."ucap salah satu keluarga tersangka sambil menyodorkan bingkisan besar padaku.

"Mbak bisa memberinya ke orang yang lebih membutuhkan. Kalau masalah masa hukumannya mohon maaf. Itu tidak bisa saya ringankan jika barang bukti telah menunjukkan masa hukuman keluarga anda menjadi berat. Tak ada yang bisa di ganggu gugat. Permisi pak buk."ucapku berusaha ramah.

"Emang dia pikir bisa beli hukum helooo. Lo pikir hukum itu kayak jual beli mobil. Lo jual gue beli."pikirku

Aku pun memilih untuk beristirahat di rumah. Mumet nih kepala karna sidang tadi. Huh.

Saat aku pun berjalan ke parkiran sambil mengenakan jubah ku. Males banget bukanya.

Akupun berjalan ke parkiran sambil memainkan ponselku.

Sesampai di parkiran aku baru melepas jubah ku dan memasukkannya ke bagasi motor ninjaku. Akupun menaikki motor kesayanganku saat ku hidupkan tiba-tiba kurasakan belakangku seperti dinaikki.

Aku pun menoleh dan bola mataku langsung melebar saat kulihat si psiko tengah duduk dan tersenyum misterius padaku.

"Turun."ucapku kesal

Dia tetap tak bergeming dan malah memegang pinggangku erat.

"Turun psiko."ucapku geram sambil menghentakkan tangannya dari pinggangku.

"Heh psiko kalo lo gak turun. Lo akan.."ucapku terpotong setelah dia turun dari motorku dan dia malah narik gue waakkk. Heleppp meeeeee!!! Siapapunnn!!!.

Dia menarikku ke arah sebuah mobil maserati hitam, mungkin punyanya.

Dia pun mendorongku masuk ke mobilnya lalu ia memutari badan mobil dan masuk ke tempat pengemudi.

Dia pun menstarter mobil lalu melajukan mobil yang tak tau ke arah mana.

"Lo itu bisa kan gak narik narik. Lo pikir gue lembu makanya lo narik. Sakit begoo."ucapku sambil mengusap tanganku yang memerah karan bekas tarikannya.

Dia hanya diam seribu bahasa.

"Helooo. Gue ngemeng sama siapa yah. Oh ternyata dari tadi gue ngomong panjang lebar ternyata lawan bicara gue hantu."ucapku langsung berbalik menghadap ke jendela.

"Loe gak usah naik motor itu lagi. Bahaya untuk cewek seperti kamu."ucapnya

Aku memilih melihat ke arah jalanan.

"Hey loe dengar gak sih."tanyanya sambil menarik tangan kanan ku agar menghadap kearahnya.

"Ohh ternyata bisa ngomong toh. Tak pikir gak punya mulut."ucapku kesal dan kembali menghadap jendela

"Loe gak usah naik motor itu lagi. Ngerti."ucapnya geram

"Mohon maaf ya tuan yang terhormat, itu motor gue kenapa lo yang heboh ya tuan."ucapku kesal melihat tingkah diktatornya yang sudah akut.

"Karna itu gak baik buat lo. Nanti kalau kenapa-kenapa kan jadi rugi."ucapnya

"Excuse me, lo itu siapa gue sih. Kan yang kenapa kenapa gue, yang sakit gue. Lo siapa hah. Atau jangan jangan lo doain gue biar kenapa-kenapakan. Turunin gue, Psiko."ucapku geram

"Pokoknya tidak boleh titik. Dan diam gue mau ngajak loe ke suatu tempat. Jadi dari pada nanti gue cium loe. Lebih baik duduk manis dan diam."ucapnya diktator.

Akupun diam tapi bibir ku terasa gatal untuk ngoceh lagi.

"Trus motor gue gimana. Nanti kalau ada yang..."ucapku

Ciiiiittt

"Diaam. Bisa kan atau lo mau gue..."ucapnya terpotong saat dia mendekatkan wajahnya ke wajahku.

Tak.

Aku langsung refleks mukul kepalanya.

"Awww. Lo itu yaaa. Ssshhh sakit juga pukulan lo yak."ucapnya sambil mengusap dahinya yang kupukul tadi.
Dan diapun kembali melajukan mobilnya.

"Wleee. Makanya jangan beraninya ngelawan cewek tuan yang terhormat."ucapku cuek.

"Turun."ucapnya. Aku pun melihat ke arah luar jendela. Ohhh dah sampe toh.

"Maless."ucapku

"Turun atau.."diapun keluar dan...

"AAAAAAAA...."Teriakku.

Dia gendong gue macem karung beras waak.
Gile nih cowok psiko.

"Psiko turunin gueeee gak. Cowok sarappp."teriakku sambil memukul punggungnya.

Dapat kulihat beberapa pelayan tengah membungkuk memberi hormat pada kami. Ehhh maaf lebih tepatnya tuan terhormat yang tengah  menggendongku ini.

Dia pun membungkukkan badannya untuk menurunkanku dan mendudukkanku di sebuah meja dan saat setelah itu kulihat dekorasi restorant itu telah di ubah menjadi sangat indah oleh orang yang kreatif.

Ku edarkan pandanganku pada dua orang yang seperti berdiskusi pada pelayan yang bertugas.

Dia pun berjalan kearahku sambil tersenyum yang tak ku mengerti.

"Bagaimana kerenkan?"tanyanya

"Keren pala lu peyang. Loe udah narik-narik lalu gendong-gendong gue. Mikir dong, pake otakkan."ucapku kesal.

"Sama-sama hon."ucapnya kesal.

"Hon hon lo pikir gue pohon."ucapku kesal tertahan karna pelayan telah membawa beberapa makanan.

Aku bingung kapan dia memesannya.
Kami pun menikmati aneka hidangan yang ada.

Tiba-tiba seorang pelayan membawa sebotol minuman yang ku tahu itu mungkin anggur. Dengan sebelah tangan nya megang sebuah nampan berisi gelas berwarna merah darah.

Pelayan itu pun menuangkan anggur ke masing-masing gelas.
Ku lihat si psiko tengah mengaduk-adukkan anggur dengan tangan kirinya.

Aku pun seperti ingin mengikuti cara si psiko menikmati anggur.
Yap baru kali ini aku bisa menikmati minuman anggur karna dengar dengar sedikit minum anggur pasti akan mabuk. Dan you know what i mean.

Saat aku mulai mengaduk gelas anggur itu dengan tangan kananku, aku seperti merasa ada sebuah benda di dalam gelas anggurku.

Akupun mengambil sebuah garpu yang terletak di meja. akupun mengangkat kembali garpu saat aku mendapat sebuah benda.

Mataku langsung membulat saat benda yang berada di gelasku dan  ternyata....

Next.

------------------------------------------------------

Apa yah kira-kira yang ada di gelas anggur Aura. Stay read ya guys.

A.S

Maaf kalau jelek. Apalah karya penulis abal-abal ini. Hehehe bye.

Pengantinku, Seorang HakimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang