3

249 10 0
                                    

Tok tok tok

Masuk

Felly pun masuk dan menyusul aku di belakangnya. Dan seketika aku terkejut saat aku melihat orang yang membuat Sahabatku ketakutan.

Arrrgghhh mengapa aku harus bertemu dengan 'Bule Sarap'ini.

Dengan cepat aku mengubah wajah terkejut menjadi wajah yang sangat sangat datar dan dengan santai aku berjalan ke arah balkon ruangan tersebut.

Aku menyadari bahwa mereka 'Felly, Bule sarap termasuk pengawal-pengawalnya'melihat kearah ku atau pun bertanya-tanya tapi dengan santai aku mencueki hal tersebut.

"Anda telah membuat saya menunggu 30 menit lamanya. Anda tahu saya masih memiliki segudang pekerjaan yang lebih penting daripada menunggu anda."ucap laki-laki itu dengan nada menusuk.

"Maaf telah membuat anda menunggu lama,Tuan."ucap Felly takut

"Hmm."gumam laki-laki itu.

"Saya akan mengambil......"
Aku tak lagi mendengar karna aku telah terfokus dengan udara sore hari yang sejuk dan membuatku memejamkan mataku.

"Anda menikmatinya."ucap suara yang agak berat dari belakangku  membuatku sedikit terkejut tapi ku coba tutupi dan terus menatap ke arah luar balkon.

"Anda seharusnya tak harus menemani sahabat anda yang lincah itu."ucapnya dengan sedikit tekanan.

Ku hiraukan dia dan aku berbalik dan pergi menuju pintu keluar tapi ada tangan yang menahanku.

"Anda mengacuhkan saya."ucapnya dengan geram.

"Sebaiknya anda tak harus mengurusi ada atau tidaknya saya disini."ucapku kesal dan mencoba melepaskan genggaman tangannya.

Dengan kesal dia menarikku agar aku berhadapan dengannya.

Dapat kulihat wajahnya agak memerah karna kesal kurasa.

"Ternyata anda bule sarap yang mengendarai mobilnya seperti orang kesetanan tanpa memikirkan pengguna jalan yang lain."

"Dan rupanya dia seorang pemimpin yang menggunakan kekuasaannya dan koneksinya untuk berkuasa sesuka hati. Sama seperti yang lain,huh!."ucapku dan menarik tangan ku dan berjalan keluar.

'Aku paling benci diusik.'pikirku

¤¤¤¤

Bry POV

Dia wanita paling frontal dan unik yang ku temui semalam sekarang berada di hadapanku dan kurasa bersama sahabatnya,Felly.

Dia masuk bersama Felly salah satu client ku. Pertama melihatnya aku sedikit terkejut karna dandanannya yang berbeda dari wanita yang seakan-akan hendak memamerkan seluruh lekuk tubuhnya untuk diperlihatkan pada laki-laki 'playboy' dan 'hidung belang'.

'Mungkin dengan dandanannya yang lain membuat dia menjadi fokus laki-laki disini'pikirku kesal

"Anda telah membuat saya menunggu 30 menit lamanya. Anda tahu aku masih memiliki segudang pekerjaan yang lebih penting daripada menunggu anda."ucapku untuk mengusir kekosongan.

"Maaf telah membuat anda menunggu lama,Tuan."ucap Felly takut

"Hmm."gumam Ku dan tetap mengikuti gerak geriknya yang menuju ke arah balkon yang ada diruangan ini.

"Saya akan mengambil proposal yang anda minta."ucap Felly sambil berlalu di balik pintu.
Aku tersenyum melihat dia memejamkan matanya menikmati udara sore hari.

"Anda menikmatinya."ucap ku dan kurasa dia tak terkejut sama sekali dan memilih diam.

"Anda seharusnya tak harus menemani sahabat anda yang lincah itu."ucapku dengan sedikit penekanan agar dia melihat atau menjawabku.

Pengantinku, Seorang HakimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang