Br[ok]en

Chapter 2

Shabila Afgaisya

Matahari kini mulai menapakan cahayanya. Tetapi wanita satu ini masih saja berbaring ditempat tidur nya. Seorang wanita yang dilahirkan dari keluarga terkaya dijakarta Shabila Afgaisya kelas XII Ips

"Bil. Bilaa kamu sudah bangun belum nak? Sudah jam berapa ini loh, hari pertama sekolah kamu mau telat?" Teriak seorang wanita paruh baya dari ruang makan

Dengan setengah sadar bila membuka matanya lalu keluar kamarnya dan mendapatkan mamanya sedang menatapnya dari bawah.

"apa sih ma masih pagi udah teriak teriak" jawab bila dengan mata yang masih setengah mengantuk

"Kamu gamau sekolah?liat ini sudah jam berapa?"

Bila menengok ke arah jam dinding dikamarnya dan ternyata sudah pukul 06:15

"Yaampun maaa aku telaattttt" teriak bila dan langsung lari menuju kamar mandi.

Tepat pukul 06:40 bila turun kemeja makan dan sudah ada mama dan papa nya disana.

"Bila sarapan dulu sini" kata papanya sambil memakan sebuah sandwich

"Gabisa pah aku udah telat nih. Nanti aku sarapan disekolah aja" kata bila setelah meneguk segelas susu lalu berlari kegarasi melajukan mobil sport berwarna pingnya.
Ya dia sekolah menggunakan mobil kesayangannya yang dibelikan papahnya sebagai hadiah ulang tahunnya.

Tak butuh waktu lama, ia sudah sampai disekolahnya. Beruntung jarak sekolah dengan rumahnya tidak terlalu jauh, cukup memakan waktu 15 menit.

"Untung aja gak telat gue"ucap bila sambil membenarkan tasnya.

Bel pelajaran pertama sudah dimulai. Pak yono guru ipa sedang menjelaskan materi. Saat bila sedang menengok kearah jendela, ia meliat ada sosok pria lewat depan kelasnya. Ya dia sosok pria yang whatsapp bila tadi malam

"Pak saya mau izin ketoilet" alibi bila kepada pak yono.

Karna bila tak ingin kehilangan jejak pria itu, bila pun berjalan cepat membuntuti pria itu pergi.
Bila berhenti terdiam kaku setelah apa yang dia lihat didepannya

------------------------------------------------------

Hai hai haiii
Maaf ya chapter ini sedikittt,
Biar kalian makin penasaran hehehe
Gue harap kalian menikmati cerita ini