Chapter 8

165 5 0
                                    

Pict devan

*skip

Hari ini adalah hari kamis. Ya masih hari sekolah. Sesungguhnya bila sangatlah malas kesekolah karna masih ingin bermain main dan bercurhat ria bersama kak hardi. Tapi apalah daya dia juga tidak bisa melewatkan ulangan ips hari ini.

Sesampainya bila disekolah ia langsung memarkirkan mobilnya dan turun dari mobilnya dengan membawa tas brandednya yang baru saja dibelikan kak hardi dari belanda. Saat bila menutup pintu mobilnya dan berbalik badan, betapa terkejutnya ia melihat sosok alfano tepat didepan mukanya. Jaraknya sangatlah dekat.

"Alfa.a.. no? Lo.. ngapain disini?" tanya bila gugup

"Nemuin lo" jawab alfano enteng

"Ha nemuin gue? Ngapain?" tanya bila bingung

"Lo sabtu ada acara gak?"

"Engga. Kenapa?" tanya bila

"Jalan sama gue ya. Nanti gue jemput lo dirumah jam 11. Oke bye"

Tanpa menunggu jawaban dari bila, alfano langsung berjalan begitu saja meninggalkan bila diparkiran. Dengan keadaan sedikit bingung bila pun berjalan menuju kekelas. Sepanjang jalan dia hanya bingung, senang, dan takut. Ya bila takut alfano hanya akan mempermainkannya lagi.

"Bil lo kenapa ko muka lo pucet gitu?" tanya salma panik

"Eh iya bil lo kenapa hah?" tambah saquilla

"Guuee taadii ketemu alfano" jawab bila gugup dengan nada kecil dibagian kata terakhir

"HAH?! DIMANA? TRUS LO DIAPAIN SAMA DIA SAMPE LO PUCET GINI?!" tanya saquilla tambah cemas

"Diparkiran qil, pas gue keluar dari mobil dia udh ada didepan gue. Deket banget jaraknya. Trus dia sabtu ngajak gue jalan" jawab bila sedikit lesuh

"Serius lo? Trus lo kenapa malah pucet gini?" ucap salma

"Gue takut cuma dimainin sama dia. Gue takut diphpin lagi sama dia. Gue takut baper lagi sama dia. Gue takutt" jawab bila lemah tak berdaya

"Udah bil gausah takut gitu. Jalanin aja, lo harus bisa jaga hati lo jangan sampe diphpin lagi sama dia" ucap saquilla

"Nah iya bil bener tuh kata qilla" ucap salma sambil mengelus ngelus kepalaku

Bel istirahat sudah berbunyi dari 5 menit yang lalu. Tetapi bila masih saja duduk dikursinya sambil mengumpatkan wajahnya didalam kedua lengannya diatas meja.

"Bil lo gamau kekantin? Gamau makan?" tanya salma

"Engga deh ma, gue mau disini aja"

"Oh yaudah deh gue kekantin dulu ya. Yuk qil"

Kelas semakin lama semakin sepi karna teman temannya berhamburan entah kemana. Karna bosan akhirnya bila pun memutuskan untuk keperpustakaan untuk membaca novel.

"Ehem"

Mendengar suara itu, bilapun langsung menengok kearah sampingnya.

"Lo lagi nyari apa?" tanya orang itu

"Nyari novel" jawab bila singkat

"Oh cari novel ya. Lo masih inget gue kan?" tanya orang itu lagi

Bila pun menghentikan aktivitasnya sejenak dan mulai mengingat ngingat siapa sosok pria ini.

"Oh lo yang waktu itu ditaman ya? Devan kan?" jawab bila pelan karna sedang didalam perpustakaan dan bila tidak ingin mencari masalah

"Iya inget ya lo hehe"

"Iyalah guekan juga belom nenek nenek jadi gak pikun" jawab bila asal

"Haha iya juga ya. Hm lo sabtu ini ada acara gak? Jalan yuk nanti gue jemput deh lo tinggal kasih tau aja alamat rumah lo" ucap devan

"Hm sabtu ya? Gabisa nih gue udah ada janji. Sorry ya" jawab bila sedikit tidak enak karna telah menolak ajakan devan

"Oh gabisa ya yaudah deh gapapa next time aja" ucap devan sambil tersenyum

"Eh udah bel nih gue balik kekelas dulu ya. Bye" ucap bila langsung berjalan keluar perpustakaan.

Ya bel masuk memang telah berbunyi. Bila pun langsung memutuskan balik kekelas. Entah kenapa disamping devan bila merasa tidak nyaman. Jadi ia slalu saja ingin menghindar darinya.

------------------------------------------------------

Br[ok]enTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang