BAB 9

164K 5.2K 36
                                    

Warning typo ada dimana mana!!!

Next part, Happy Reading guyss.....

---***---

Tidak terasa kami sudah sampai di caffe Trikora. Berhubung kami berangkatnya tadi sebelum jam istirahat jadi jalanan tidak semacet jam istirahat berlangsung.

Baru kami menginjakkan kaki ke dalam caffe ini kami disambut ramah dengan pelayannya.

"Benarkah anda Bapak Gerral Jushoa Deniel?" Ujar seorang pelayan perempuan.

"Iya" jawab kak Gerral dingin plus jutek cueknya.

"Anda sudah ditunggu sama Tn. Verdan dan Tn. Noah di ruangan VIV no. 01" ujar pelayan itu kembali. Aistt, tunggu tunggu Tn. Verdan dan Tn. Noah, itu itu kan papa Gerral sama ayah aku.

Ya otomatis juga disana ada mama kak Gerral dan bunda aku, aist apa ini rencana atau hanya sebatas klien. Membingungkan.

"Makasih, kami permisi" ucapku menjawab pelayan tadi. Kami pun segera berlalu menuju ruangan yang di beri tahukan sama pelayan tadi.

"Kak eh-pak. Aduh salah ngomong terus...... menyebalkan" ucapku sambil memukul mukul pelan bibir ku ini.

"Hhm, gak papa kamu manggil kak saja kalo kita berdua. Kalo ada klien panggil seperti karyawan yang lain ya" ucap kak Gerral memberitahuku.

"Dan satu lagi, jangan dipukul kaya gitu mulutnya sini biar aku cium saja hmm" sambung kak Gerral. Dan dorr tepat sasaran pipi ku ini langsung merona hebat dan lebih mengejutkan lagi, kak Gerral langsung mengusap pipi ku itu. Aistt romantis gak sih kak Gerral ini orangnya menurut kalian? Ya kalo menurut pendapat aku sih SANGAT SANGAT PAKAI BANGET MALAH ROMANTIS. Sosweet banget.

"Itu mah mau nya kakak, kok makin hari kak Gerral makin nyebelin ya" ucapku dan kami langsung masuk keruangan rapat yang sudah direncanakan. Dan benar + tepat ucapan ku tadi disana sudah ada ayah plus bunda aku, papa dan mama nya kak Gerral. Tapi mereka semua pada asik dengan dunianya sendiri sampai kami berdua masuk gak ada yang menyambut? Emang ya kalo udah kumpul kaya gini pada asik asiknya ngombrol.

"Ekhem" kak Gerral berdehem dan menyadarkan mereka bahwa disini kami sudah datang.

"Eh kok ada Zee?" Tanya bunda ku. Oh iya, aku tidak pernah bilang sama mereka semua kalo aku jadi sekretarisnya kak Gerral.

"Zee jadi sekretarisnya Gerral, bun" ucap kak Gerral memberitahu mereka semua.

"HAH?" Jawab mereka serempak dan sama sama membulatkan mata serta mengangga lebar.

"Gerral kok gak ngomong sih sama mama kalo sekertaris nya itu Zee" tanya mama kak Gerral.

"Iya nih kok Zee gak bilang juga sih sama bunda kalo jadi sekertarisnya nak Gerral" sambung bunda ku lagi.

"Gak perlu juga" jawab ku dan kak Gerral bersamaan.

"Hhemm, kalian berdua ini mengingatkan kami sama masa masa kami dulu. Iya gak Noah?" Sambung papa nya kak Gerral.

"Nah betul banget tuh, Dan" jawab ayah ku. Hey ini mau rapat atau gimana sih, kok bisa rapat kaya gini.

"Ini mau rapat atau gimana sih?" Ujar ku mulai jengah dengan ini. Kok bisa ya rapat soal urusan pekerjaan jadi rapat keluarga kaya gini. Gak banget ah, ini kan jam kantor.

PerjodohanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang