BAB 26

103K 2.7K 32
                                    

Warning: Typo ada dimana-mana mohon dimaklumi 😊

*****

"Oh iya pah bisa gak pernikahan Gerral sama Zee dipercepat saja" Tanya Gerral dengan wajah seriusnya sambil mengelus rambut Zee dengan sayang.

"Apa" teriak Zee syok bersamaan dengan mama papa Gerral yang juga sama syok nya dengan Zee.

Zee memijit pelipisnya yang agak pusing seketika dan mama papa Gerral geleng-geleng kepala mendengar permintaan anak semata wayangnya ini.

"Kenapa sih pada syok semua, Gerral cuma takut Zee ninggalin Gerral. Gerral gak bisa kalo harus menerima kenyataan pahit itu, Gerral juga pengen hubungan Gerral sama Zee halal dimata agama. Gerral udah siap kok menanggung semua tanggung jawabnya" kata Gerral dengan suara yang terdengar sangat serius dan mantap.

Ada perasaan hangat saat mendengar Gerral berbicara dengan nada tulusnya itu, tapi Zee berpikir lagi karna dia baru lulus SMK bukan lulus kuliah. Masa Gerral yang status CEO besar menikahi anak lulusan SMK gak banget kan-_-

"Papa sama mama sih terserah kamu dan Zee nya aja, kan kalian berdua yang ngejalaninnya nanti. Iyakan pah?" Ujar mama Diva.

"Iya, dan papa harap kamu jangan gagabah dulu Ral. Pikirin masak-masak dulu" sambung Papa membenarkan.

"Gerral udah mikirin ini jauh-jauh hari pah mah, ini udah lama Gerral rencanain." Sahut Gerral tak kalah.

"Ta-tapi Zee baru lulus smk kak bukan lulus kuliah, Zee merasa minder kalo harus bersanding sama kakak. Zee tau kakak itu udah sangat mapan dan status kakak pun CEO besar sedangkan Zee seorang anak lulusan SMK doang. Zee minder nanti apa kata teman-teman atau klien kakak kalo tau ini semua" kata Zee dengan lemas, karna emang benar Zee merasa tidak pantas kalo harus bersanding dengan kak Gerral pasti ini akan sangat mempermalukan status kak Gerral dan Zee gak mau ini terjadi.

Refleks Gerral langsung memeluk Zee dengan erat seolah memberikan kekuatan untuk Zee. Kenapa Zee berpikir seperti itu, Gerral mbahkan sangat tidak mempersalahkan status Zee ini.

"Kenapa berpikiran seperti itu hmm" kata Gerral lembut sambil mengelus rambut Zee.

"Emang itu faktanya kak, Zee belum mampu menyamakan status dengan kakak. Nanti dulu deh kak, Zee lulus kuliah dulu baru mungkin Zee gk minder lagi"

"Ya tuhan, sumpah nih Zee kamu mau bikin kakak mati berdiri. Jangan bikin kakak semakin takut kehilangan kamu. Kakak gak pernah mempersalahkan status yg kamu bicarakan barusan, kamu kenapa gak pernh dengerin omongan kakak kalo kakak itu nerima kamu apa adanya plis Zee pahamin kata-kata kakak-_-" ujar Gerral menjelaskan.

"Udah Gerral jangan dipaksa dulu, nanti kita bicarakan lagi" kata mama menengahi.

"Yaudah, gak usah dipikirin dulu ya sayang. Maafin kakak jadi mendadak egois kekgini" kata Gerral tulus dan mengecup kening Zee.

"Sudah kalian bawa istrahat saja lagi, oh iya mama sama papa pulang dulu ya mau istirahat juga nih" kata mama sambil mengelus rambut Zee dengan sayang dan Gerral bergantian.

"Zee antar sampai teras ya mah, pah" kata Zee hendak bangkit dari duduknya dan langsung mendapatkan gelengan kepala dari mama.

"Gak usah, kalian istirahat saja. Sana gih masuk kamar" kata papa lembut.

Akhirnya papa sama mama pun pulang dan tersisa aku dan kak Gerral saja sekarang diruang keluarga. Kak Gerral memelukku erat tanpa ada niat ingin melepaskan pelukannya.

"Kak" kata Zee lembut sambil mengelus kepala kak Gerral dan itu membuat kak Gerral nyaman.

"Ya sayang, ada apa?" Sahut Gerral tak kalah lembutnya.

PerjodohanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang