"Kamu gugup ya Zee?" tanya Ocha.
Ya hari ini adalah hari pernikahan Gerral dan Zee. Sekarang Zee didalam kamar ditemani Ocha, Lisa, dan Dena.
"Hooh, semoga lancar ijab kabul nya"
"Amin" jawab Ocha, Lisa dan Dena serempak.
Hening beberapa saat ...
"Masa gw mau liat kalian malam pertama sih hahaha" tutur Lisa ngasal dan menghilangkan keheningan. Ya sih kalau hening seketika itu pasti ngomongnya kayak gini malaikat lewat gitu, eh gak tau deh kalo kalian. Kalau aku di Banjarmasin sih gitu biasanya.
"Wah wah wah, gw juga mau ikutan ah " lanjut Dena lagi.
Zee terdiam mendengar ucapan mereka. Seketika dia merasakan pipinya panas membayangkan malam pertamanya. Astagaaaaaaaaaaaaaaaa...
"Ini kenapa pipi kamu tambah merah Zee, perasaan tadi biasa aja" ucap Ocha yang menyadari. Seketika Dena dan Lisa terbahak dibuatnya.
"Sudah siap?" tanya bunda dan mamanya Gerral yang baru masuk.
Alhamdulillah, jadi gak usah jawab pertanyaan mereka. Batin Zee bersyukur karna bunda dan mama Gerral datang. Kalau enggak, masa Zee harus bilang kalau dia lagi mikirin juga soal malam pertamanya nanti. Kan gak banget dan juga malu.
Zee menggunakan kebaya putih dengan payet-payet berwarna putih juga dan Zee menggunakan kerudung yang berwarna senada dengan kebayanya. Make up tidak terlalu tebal semakin membuat Zee terlihat sangat mempesona.
"Sudah bun, mah" jawab Zee sambil kembali berkaca kalau-kalau make up nya berubah dikarenakan dia gugup.
"Alhamdulillah Gerral udah selesai ngucapin ijab kabul nya dengan mantap" beritahu mama Gerral dengan mata berbinar, mengingat saat-saat anak satu-satunya mengucapkan ijab kabul dengan hikmat, tanpa kesalahan. Sampai membuatnya menitikkan air mata karna terharu melihat anaknya kini sudah memiliki istri dan berpredikat menjadi suami orang, yaitu suami dari anak sahabatnya sendiri, Zee.
Begitupun dengan bundanya Zee, bunda Zee juga terharu, mengingat anaknya sudah bukan jadi tanggung jawabnya. Putri kecilnya yang selalu ingin mandiri kini sudah memiliki tanggungjawab lain, yaitu berbakti kepada suaminya, Gerral.
Dibalik semua itu, mereka sangat senang juga bahagia.
"Alhamdulillah" ucap Zee dan teman-teman Zee.
"Ayo turun, dari tadi Gerral udah grasak gerusuk nyariin kamu Zee. Ck anak itu.. " tutur mama Gerral terkekeh, melihat kelakuan anak semata wayangnya itu.
Gerral pikir, saat ijab kabul berlangsung Zee berada disampingnya, menemani kegugupannya, menyaksikan betapa mantapnya dia mengucapkan ijab qabul, ternyata tidak.
Tapi meskipun begitu, Gerral tetap mantap mengucapkan ijab kabul nya.
"Kita-kita aja yang menggandeng Zee yah bun, biar bunda sama mama didepan" ucap Dena.
"Ah iya benar tuh bun, mah. Gimana?" tanya Ocha.
"Yaudah, ayoo bikin formasi" jawab bunda Zee sambil terkekeh ringan.
Mereka mulai keluar satu bersatu. Paling depan sudah ada bunda Zee, mama Gerral juga Ocha. Dibelakangnya lagi ada Zee yang diampit oleh Dena dan Lisa.
"Gak usah gugup Zee, rileks aja" ucap Lisa.
"Iya" jawab Zee.
Mereka menuruni tangga dengan anggun. Apaan dah bahasa aku-_- gak banget, aku binggung ngucapinnya gimana. Ter-ciduk. Iyain ajaa dah😂
KAMU SEDANG MEMBACA
Perjodohan
RomanceMau gimana lagi aku tolak juga gak bakalan bisa toh papa nya dia teman dari ayah ku dan mulai aku baru daftar smk papa nya udah mau mengikatkan aku dengan anaknya. Dan apabila ketemu diacara acara seperti resmi maupun acara keluarga atau cuma sekeda...