BAB 3

226K 7K 77
                                    

Maaf kalo banyak yang typo ya, maklum baru pemulaan dan dalam tahap belajar :)

Happy Reading ya guyss...

***

"APA?" Pekik ku bersamaan dengan kak Gerral saking terkejutnya.

Ini kenapa pada main jodoh-jodohan gini coba?

"Papa mama, apa-apain sih?" Ucap kak Gerral kesal kepada papa mama nya.

"Hhemm, aku sih setuju-tuju aja" jawab ayah ku tenang. Alhasil ucapan ayah membuatku membulatkan mata sambil menatap ayah ku gak percaya.

"Hhemm iya jeng. Ah gak sabar deh kita jadi besan. Yakan, Div?" Lanjut bunda ku, astaga kenapa ini ayah dan bunda kok ikut-ikutan sama kaya papa mama nya kak Gerral sih.

Maksudnya apaan coba?

"bunda ayah, pliss deh ini bukan zaman siti nurbayah ya. Gak ada acara jodoh-jodohan." ucapku kesel.

"Udah ah, papa mama jangan bicara yang tidak-tidak. Maaf om tante, papa sama mama ini lagi gak seriusan." ucap kak Gerral membenarkan.

"GERRAL kamu apa-apaan bicara kaya gitu. Papa sama mama seriusan gak becanda. Mau tidak mau papa akan tetap menjodohkan kamu sama Zee" kata papa kak Gerral mantap.

Astaga bangunkan aku, semoga ini cuma mimpi. Batin Zee.

"Zee, kamu mau kan sayang?" Ucap papa nya kak Gerral kepada ku. papa mama kak Gerral menatapku dengan tatapan yang susah ku artikan sedangkan ayah dan bunda ku menatapku Zee, kamu terima aja. Jangan ditolak mata bunda ku berkata seperti itu.

Delima kan, kalo jadi kaya gini.

"Hhem a-anu om, Zee kan masih sekolah belum kuliah juga. Zee gak mau cepat-cepat nikah. Zee mau kerja dulu baru nikah" tolak ku dengan halus dan sopan.

Ku lihat om Verdan, tante Diva, ayah dan bunda senyum ke pada ku. Aku malah memandang mereka was-was.

"Oh itu sih gak masalah sayang. Kamu nanti kalo udah nikah sama Gerral kamu gak usah kerja sayang" jawab tante Diva ke aku.

"Ta-pi tan-

"Zee gak mau nya jadi mantu nya om" ucap om Verdan dengan suara sedih dan kecewa.

Gimana nih kok aku bisa ada di keadaan kaya gini sih? Ini juga kenapa cuma aku sih yang ditanya, kenapa kak Gerral enggak ditanya. Harus jawab apa aku ini. Aku gak mau membuat ayah sama bunda kecewa sama aku. Tapi masa dijodohin gini? Batin ku.

"Kenapa melamun sayang?" Kata bunda menyadarkan ku.

"E-h gak papa kok, bun."

"Aistt, kamu ini Ver. Kenapa cuma nanya ke Zee aja coba, itu Gerral nya mau atau enggak?" Tanya ayah ke om Verdan.

"Ah Gerral tuh"
"Gerral kamu mau kan?" Tanya om Verdan ke kak Gerral. Kayaknya nih itu bukan pertanyaan deh, tapi lebih kepada penyataan.

"Gerral mau kok pa, om" jawaban kak Gerral berhasil membuatku kalang kabut, membulatkan mata dan mengangga keheranan. Kenapa bisa-bisa nya dia santai kaya gitu jawabnya.

PerjodohanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang