Entah kenapa, hari ini aku punya feeling. Feeling akan terjadi sesuatu hari ini. Gatau ini feeling buruk atau baik, pokoknya hati kecilku berkata "hari ini ada unpredictable moment!"
Semoga feeling yang baik.
Misalnya, turun hujan uang.
Oke itu norak.
Tapi faktanya aku butuh uang! Aku gak mungkin minta ngemis ke orang tua, aku udah dewasa, mau belajar mandiri.
Ya jadi, tiga hari lagi kakak semata wayangku ulang tahun. Dan aku ingin memberinya kado yang... spesial. Tapi sederhana. Ya, gak terlalu banyak mengeluarkan uang.
"Kayyy," panggil seseorang dari belakang ku. Aku tau persis suara siapa. Suara besar milik Bobby, sang ketua kelas yang gigih tapi kadang songong tapi solid ya intinya begitu.
"Nape?" Tanyaku, menoleh ke arahnya.
"Nih." dia menyodorkan selembar uang lima puluh ribu rupiah dan selembar uang dua puluh ribu rupiah.
Maksudnya apa?
Apakah Tuhan mengabulkan permintaanku tadi? Aku kan meminta hujan uang. Lalu ini....
"Utang bulan lalu. Kurang keren apa gue inget hal sekecil itu?"
Oh, baiklah. Terimakasih, Tuhaaan!
"MAKASIH!" aku menerimanya dengan senang hati, lalu menyusul Rissa yang sudah menunggu di kantin.
--------------------------------
"Kira-kira kado apa ya yang bagus buat abang gue?" Tanyaku to the point kepada Marissa.
"Hmm.. Apa ya? Tahun lalu lo ngasih apa ke dia?"
"Gantungan basket Michael Jordan sama wristbandnya."
"Gimana kalo bikin kue aja?" Usul Marisaa sambil mencoba mencomot somayku.
"Itu hal pertama yang gue pikirkan. Sayangnya, gue gak bisa bikin kue."
"Lalu apa gunanya gue?"
Aku menyeringai kearah Rissa yang sedang menatapku sombong.
--------------------------------
Selesai membuat kue dirumah Rissa, kita jalan-jalan ke mal yang terdekat.
Aku dan Rissa baru saja selesai menonton The Avengers, yang dibintangi salah satu aktor favorit Rissa, yaitu Chris Evans.
"Kay.. Aduh, gue kebelet nih, daritadi nahan mulu. Gue ke toilet ya daaah,"
"Oke Ris oke, ketemu di caffe biasa ya!"
Aku pun jalan sendiri ke caffe langgananku di mall ini.
Jomblo..
Karena di luar hujan, aku memesan hot green tea latte, dua. Iya, buat Marissa, emang buat siapa..
... I was here, you were there
Guess we never could agree
While the sun shines on you
I need some love to rain on me
Still, I sit all alone
Wishing all my feelings were gone..
...
Aku menoleh ke arah sumber suara, panggung kecil cafe ini.
'Kok kayak pernah liat orangnya ya...?" tanyaku dalam hati.
PROK PROK PROK PROK!
"Terimakasih, Adrian, untuk menyumbangkan suara emasnya! Sepertinya dia lagi galau ya? Lagu One Last Cry-nya Brian McKnight dia nyanyikan dengan sepenuh hatinya hahaha...."
Suara gemuruh tawa.
"Siapa yang membuat kamu galau, Adrian? Apakah ada salah satunya diantara pengunjung di sini?"
"Engga kok, ini memang salah satu lagu favorit saya...."
Aku hanya bisa mengernyitkan dahiku dan beranjak dari caffe ini, karena Marissa sudah menge-PING attack ku daritadi untuk cepat ke lobby, dia ingin segera pulang.
--------------------------------
Gimme your vomment, thanks.

KAMU SEDANG MEMBACA
A Journal
Подростковая литератураKamu bagai pelangi, yang selalu memukau, walau hanya sesaat. Keindahanmu nyata. Tapi kedatanganmu hanya sementara. Hingga aku menganggapmu fana. Pada akhirnya, aku tak tahu bagian mana darimu yang harus aku percayai. Nyata atau fana? © Copyright 20...