12

1.3K 95 18
                                    

"Nasi goreng satu sama lemon tea dua ya bu!" Kata Rissa menyebutkan pesanan kami. Sedangkan aku masih saja berkutat dengan iPhone-ku.

Kayla N Zidan: lo kemana si dr kemareeen

Kayla N Zidan: hari pertama masuk kelas 9 kok gamasuk???

Kayla N Zidan: WOY WOY WOY

Kayla N Zidan: spada!

Kayla N Zidan: seenggaknya kasih tau lo kemana...

"Lo kenapa sih?" tanya Rissa bingung melihat mukaku yang gelisah. "Gapapa." jawabku sambil tersenyum lemah. Rissa yang tahu mana senyuman asli mana senyuman palsuku hanya terdiam.

"Betewe Gibran kemana ya?"

"Gatau tuh," gerutuku.

"Jadi daritadi lo nelangsa gitu gara-gara Gibran gak masuk?" Tanya Rissa lalu tersenyum penuh arti.

"Hm.. Ya wajar lah, kan gue sahabatnya." Aku mengelak.

Rissa terkekeh, "mungkin ada urusan penting."

"Sok penting dia mah."

Aku hanya melihat muka Rissa dengan senyuman misteriusnya. Senyuman penuh makna.

Aku melirik kelayar iPhone-ku, dan pesan yang kukirim di LINE hanya di read!

Kayla N Zidan: emang gue koran?!?!?!

Aku mendengus.

Gibran: bawel bgt si

AKHIRNYA DIBALAS OH TUHAN.

Oke. Kay. Sejak kapan kau norak seperti ini, sih?

Kayla N Zidan: kampret:):)

Gibran: besok gue masuk kok, jangan kangen ya

Kayla N Zidan: mati aja lu

Gibran: tapi mati bersamamu ya ;)

Tanpa sadar, pipiku merona.

"CIE KENAPA TUH BLUSHING!" Celetuk Rissa. Aku melotot mendengarnya.

APA-APAAN INI.

"Cinta tuh datang gak bilang-bilang ya?" tanyanya sarkastik.

*****

Hujan turun dengan derasnya sore ini. Aku semakin merapatkan jaket pemberian kakakku. Di sampingku ada secangkir milo panas.

TOK TOK TOK

"Come in."

Seketika masuklah badan tegap dan tinggi lalu duduk di sampingku. Mukanya ditekuk. Ada masalah, pasti.

"Gue ditolak..." ucap Kak Ray lemah.

Aku berusaha menahan tawa, "cari yang lain dong. Kan playboy?" ejekku. Yang diejek malah melirikku tajam.

"Oke oke. Apa alasan dia nolak lo?" tanyaku mulai serius.

"Gak mau pacaran."

"Yaudah! Jodoh kan gak kemana."

"Tapi gue tau, dia suka sama gue! Kenapa dia gak terima aja, coba? Kan sama-sama suka,"

"Sama-sama suka gak berarti harus pacaran," kataku. "Lagian, lo tau kan, model gebetan lo sekarang gimana. Alim. Berhijab. Tertutup. Anak rohis. Ya pantes lah gak mau pacaran!"

Kak Ray mengacak-acak rambut hitam kecoklatannya. "Move on." kataku santai.

"Lo ngomong gitu seakan-akan move on semudah membalikkan telapak tangan." gerutunya. Aku terkekeh, "baru kali ini abang gue suka bener-bener sama orang!" aku menepuk bahunya. "Ralat, sayang. Cinta, mungkin." katanya sendu.

A JournalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang