11

964 70 7
                                    

Sepulang dari rumah Rissa, "Mau ikut, gak?" tiba-tiba Kak Ray berada di depanku. Di tangannya ada kunci mobil, pakaiannya rapi seperti orang mau kencan.

"Kemana?" tanyaku akhirnya setelah aku menilainya dari atas ke bawah.

"Toko buku. Anggap aja pengalihan dari WTJ lo." kata Kak Ray lalu menaikkan alisnya. "TUNGGU 10 MENIT!" kataku lalu berlari ke atas. Kak Ray terkekeh.

Kami sekarang berada di mobil. Lagu-lagu Westlife mengalun dan kami menyanyikannya bersama. "Jangan beli buku fiksi doang. Besok juga pertama masuk kelas 9, kan?" ucapnya saat lampu merah. Ya, aku sekarang sudah liburan akhir semester, dan hari ini hari terakhir. Oh tidak, waktu berjalan begitu cepat!

Melihat aku melamun, Kak Ray melanjutkan topik kita kali ini, "masuk kelas apa lo?" tanyanya. Aku menoleh kearahnya sebentar, "au, males buka web sekolah." Kak Ray menggumam.

"Lo juga jangan beli kaset doang, udah kelas 12, kan?" Kak Ray mengangguk mengiyakan. "Gila, lo udah mau SMA aja ya. Sedangkan gue mau kuliah. Perasaan kemarin baru aja lo ketemu Pangeran Lolipop lo itu." Aku memutar kedua bola mataku, sudah lama kita tidak membahas topik ini. "Perasaan lo aja," kataku pada akhirnya.

Kami sudah membeli segala tetek-bengek untuk keperluan sekolah. Dan sekarang Kak Ray mengajakku nonton. "Makan dulu, elah." tolakku. Sekarang sudah waktunya makan siang dan sedari tadi perutku minta diisi. Kak Ray mendesah, "oke, tapi jangan bikin gue bangkrut ya." katanya. Aku tertawa, rupanya dia takut kalau aku akan menghabiskan uangnya dengan perut karetku. "Salah sendiri ngajak-ngajak gue." aku memeletkan lidah, dan Kak Ray mencubit hidungku gemas.

"Mau nonton apa?" katanya sambil menunggu makanan kami datang. "Catching Fire!" kataku langsung. Lalu datanglah pesanan kami. "Lo mau kencan, ya?" tanyaku. Kak Ray senyum-senyum, "tadinya. Tapi doi gak bisa. Yaudah gue ngajak lo." jawab Kak Ray cengengesan. Aku menatapnya tajam, "adeknya sendiri jadi pelarian, eh?" Kak Ray tertawa terbahak-bahak, bukannya meminta maaf atau melakukan sesuatu agar aku tidak merasa kesal.

"Muka lo lumayan lah buat diajak jalan." Kak Ray mengatakannya tanpa dosa sembari mengedipkan sebelah matanya. "Sialan lo!" aku tahu maksudnya bukan seperti itu. Tapi tetap saja. "Resiko punya kakak ganteng." Aku menatapnya tak percaya.

Akhirnya makan siang bersama kakakku ini berakhir dengan mukanya yang berusaha menahan tawa dan aku dengan perasaan kesal.

Kami keluar dari tempat makan dengan perut kenyang. "Ayo nonton!" ucapnya lalu menggenggam tanganku.

*****

"CEPETAN DEK, NTAR TELAT!" Teriak kakakku dari bawah. Aku segera turun ke meja makan. "Baru jam enam. Bilang aja mau ngapel," ucapku malas. Kak Ray nyengir lalu meletakkan semangkuk sereal di depanku.

"Udah kelas 9. Belajar yang bener." kata Kak Ray ketika mobil ini sudah sampai disekolahku. "Iyaaa, ada lagi, tuan?" ucapku. "Jangan pacaran! Ah intinya jangan duluanin gue." katanya lalu mengacak-acak rambutku. "Jemput gue jam 4, dadah!" kataku lalu menutup pintu mobil.

Di depan gerbang terlihat Marissa dengan senyum sumringahnya. "KANGEN GUE SAMA LO AAAA!" ucap Rissa histeris dan mendapatkan tatapan dari sekitar kami. Ah, biarlah. Kami menjadi kakak kelas sekarang hahahahaha.

"Are you kidding me? Kayaknya kemarin baru aja kita movie marathon." kataku. Dia cengengesan, "kan kayaknya?" ucapnya menyebalkan.

"Duh, maksud gue-" ucapanku terpotong, "UDAH AYOK MASUK KITA SEKELAS!!!" kata Rissa bersemangat lalu menarikku ke kelas 9.4, kelas kami.

"Aduh Ibu bosen ngajar kalian mulu dari kelas 7." kata Bu Fitri setelah mengucapkan salam. Kami tertawa mengiyakan. "Ibu juga males milih ketua kelas." katanya lagi seraya melihat absen.

"Gibran? Gibran yang jadi ketua kelas ya!" Ucap Bu Fitri.

"Gibran gak masuk, bu!" Celetuk Bobby.

"Loh, kenapa? Dia kan rajin banget, tuh." Bu Fitri mengambil spidol di meja guru, "yaudah kita mulai belajar aja, ya!" kami sekelas mengeluh. Sedangkan bu guru yang ada di depan kita tertawa.

Aku tidak dapat berkonsentrasi belajar. 

Sesuatu ada yang mengganjal. 

Kemana Gibran?

***** 

AN: YESH BENTAR LAGI KLIMAKS! Ayo ayo vomments biar gue semangat lanjutinnya!

A JournalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang