Gue berdiri di halte bus sambil mengelus-elus lengan gue, bener kata mama, gue nggak punya bakat tinggal di Eropa, dingin sedikit aja gue udah mulai nggak bisa tahan.
"Here, your ticket.."
Marcel membenarkan kacamata nya sambil menyodorkan gue tiket bus yang baru saja dia beli. Yup! Marcel si nerd baru saja membelikan gue tiket bus, dan sekarang dia mau (menyodorkan dirinya) untuk menemani gue naik bus. He is a gentleman.
"Thank you, Marcel.. Actually you dont have to do this.."
Marcel menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Its okay, I'll explain about this to my uncle.."
Setelah itu gue sama Marcel cuma berdiri diem, awkward. Marcel memasukkan tangannya ke saku celana nya, sementara gue berkali-kali mengusap muka gue dan menghangatkan tangan gue di leher gue.
"Miley!! Thats our bus!!"
Gue celingak-celinguk, baru sadar dari lamunan gue. Ah, itu dia bus nya. Gue menaiki bus itu diikuti oleh Marcel, kita duduk di kursi berdua di bagian tengah bus.
"Rumah mu pasti gede ya, Lee."
Marcel menyeletuk saat gue sedang memerhatikan seorang nenek-nenek yang lagi main iPad. Aduh dunia jaman sekarang ini.
"Hah? kok lo bisa bilang begitu?"
Marcel menunduk, gue sekarang mulai fokus mengarahkan pandangan gue ke dia.
"Iya, soalnya emang di daerah alamat rumah kamu ini, yang tinggal kan kebanyakan orang-orang di kerajaan, atau semacam orang-orang penting, gitu.."
Gue mengangguk-angguk, gue ngak mau menjelaskan tentang pekerjaan om Roy sebagai lawyer. Lagi pula gue baru kenal Marcel berapa hari, sih.
"Ehem. Kalau lo, tinggal dimana, Cel?"
Gue berdeham lalu membenarkan duduk gue. Sofa di bus ini sanking nyamannya, bokong sampe mencelos kedalam busa sofa nya!!
"Aku? Aku tinggal di blok deket Stabucks tadi heheh..."
Marcel ngomong sambil lihat depan, aduh cowok nerd ini masih malu-malu aja. Eh! Wait. Dia bilang tadi rumah dia di blok-blok deket Starbucks? Dan dia rela-relain anter gue, bayar bus same berapa pounds, cuma buat anter gue? ♥
"Marcel!! Terus lo kenapa anter gue sampe jauh-jauh begini!?"
Marcel menunduk, sesekali menengok kearah gue, lalu membuang mukanya lagi. duhduh, cowok ini.
"Daripada kamu sendirian pulanh, kan bahaya, ini sudah malam"
Marcel berbicara sambil menatap ke arah sepatunya.
Baby say yeah-yeah, and let me kiss you...
Handphone gue tiba-tiba berdering. Kak Bram.
"MILEY!! DEK!! LO JADI NYA PULANG GIMANA!? KOK KATA TANTE ROS LO BELUM ADA TELPON DIA!?"
Gue refleks menjauh kan handphone dari telinga gue, keberisikan di telfon kak Bram melebihi teriakan-teriakan monyet liar yang dikandang nggak di lepas-lepas.
"KAK!! CAN YOU MOVE!? TO A QUITER PLACE!?"
Alhasil dengan teriakan gue, semua orang mengarahkan pandangannya ke gue, dan Marcel tentunya.
"I am sorry."
Marcel mengangkat tangannya, lalu semua orang kembali menekuni kegiatan mereka sendiri. Kepo banget ya mereka.
"Dek! Gimana, gue udah ke tempat yang sunyi nih!"
Suara kak Bram kembali terdengar.
"Gue pulang sama temen kak, naik bus, dia udah tau kok jalan-jalannya.."
KAMU SEDANG MEMBACA
Dork Needs Love (Harry Styles/Marcel fanfic)
FanfictionMiley adalah seorang anak perempuan yang benci dan risih banget sama Marcel, anak culun di sekolahnya. Setelah bergabung dengan klub sains, Miley bertemu dengan Marcel. Setelah beberapa minggu, Miley merubah pendapatnya tentang Marcel. Dan setelah M...