"Whenever I was away, I miss you, I miss you..."

194 10 0
                                    

Miley's POV:

Gue menatap Marcel dan Edward bergantian. Dan pada saat gue melihat Edward, ternyata dia lagi ngeliatin Marcel juga. Kenapa sih dua cowok ini selalu sangat complicated??

"What are you doing here, freak?"

Edward menaikkan alisnya. Gue sontak lebih memperhatikan Edward, takut dia melakukan sesuatu yang mengagetkan dan membuat orang bonyok-bonyok.

"I just, I want to meet Miley, that's all..."

Marcel membenarkan duduk nya. Edward melirik Marcel lalu berkata.

"Kenapa lo nggak selesain soal matematika, atau fisika, atau kimia, atau project sains lo yang sepertinya lo kerjakan sama orang yang paling wow sedunia.."

Edward mentunggingkan senyum licik. Jadi barusan dia menyindir gue?

"Maksud lo?"

Gue melirik Edward sambil tersenyum aneh. Cowok ini emang sukanya cari ribut atau gimana, sih.

"She is my partner, Ed"

Marcel berkata sambil membenarkan letak kacamata geek nya. Edward membelalakkan matanya aneh. Mungkin dia emang nggak bermaksud "mengatai" gue, tapi yang tadi itu menusuk kedalam hati banget. Kenapa "orang yang paling wow sedunia"?

"Jadi dia?"

Edward tertawa kecil. Marcel tetap menatapnya, matanya sedikit di pelototin. Sepertinya ada yang aneh di antara mereka berdua. Kenapa kayaknya Edward tau sesuatu yang terjadi sama Marcel?

Edward tiba-tiba berdiri dan meninggalkan gue duduk di sebelah Marcel.

"Laporannya sudah selesai, Lee. Tinggal di gabungin dan di jilid"

Gue berbalik menatap Marcel, mengangguk-angguk sambil tersenyum. My-life-oh-my-life.

***

Gue duduk sendirian di pojok ruang kelas drama. Udah hampir 15 menit Edward belum juga datang. Jangan bilang anak ini marah gara-gara hal tadi.

"You!"

Kakak-kakak ber-cardigan (gue lupa namanya) itu menunjuk gue sambil sesekali ngedumeh.

"Elo! Woy!"

Kakak ber-cardigan itu terlihat sangat marah dan berjalan kearah gue. Gue langsung bangkit berdiri.

"Hah? Iya ada apa kak?"

Gue berjalan dan sekarang jarak gue hanya 10 cm dengan kakak ber-cardigan itu.

"Mana pasangan lo? Mau cari masalah lagi tu anak! Mentangmentang mantan senior seenaknya aja ya kelakuaannya."

Gue memutar kepala gue kekanan dan kekiri. Ini si Edward emang seneng banget cari mati.

"I guess he's on his way, kak..."

Kakak bercardigan-yang baru gue inget kalau namanya James-itu menatap gue lama, lalu bilang.

"Okay. Kalau 5 menit lagi dia nggak dateng, lo jadi partner gue."

Eglek. Gue menelan ludah mendengar pernyataan yang dibuat sama kakak bercardigan itu. Antara Edward akan bodo amat, atau dia malah akan smack down kakak bercardigan ini, the world will never know.

"MILEY!!"

Tiba-tiba gue mendongak ke pintu ruangan kelas drama dan melihat Edward yang lari-lari sambil memegang tas ranselnya di pundak kirinya, sangking cepetnya dia lari, sampi-sampai dia hampir ngesot di tikungan.

"There he is, kak!!"

Entah kenapa tapi gue ngerasa kayak mau tepuk-tepuk tangan dan loncat-loncat waktu liat Edward ketawa-ketawa sambil berjalan kearah kursi di sebelah gue.

"Kay, then!"

Kak James melambai-lambaikan tangannya di udara dan mulai memfokuskan dirinya ke pasangan kelas drama yang lain. Gue menatap Edward.

"Hi!"

Edward memasang senyum terlebarnya, mata gue tertuju ke lesung pipit nya yang sangat amat unyu. He looks like Harry Styles.

Wait.

He looks like Harry Styles?

What the fuck.

********************************

Ello guyes.

Maaf baru update dan updatenya ini sangat amat pendek.

Pekerjaan anak kelas 12 itu berat bangetngetnget.

Now now now.

Contact me on:

Twitter: @ullalhunha

Instagram: lhunha

I love you guys lots.

I'll update as soon as possible

☺😉😘

Dork Needs Love (Harry Styles/Marcel fanfic)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang