Edward's POV:
Gue masih berdiri di dapur, sementara suara hentakan high heels dan suara bantingan pintu menandakan bahwa Harry udah pergi sama si Pam. Pamela. Haha. Wanita itu.
"What's wrong, Ed?"
Gue membalikkan badan dan melihat Marcel dengan baju piama garis-garisnya.
"Kenapa tadi kok berisik-berisik, Ed? That was Harry, wasn't it?"
Gue berjalan kearah Marcel dan mengangguk. Susah memang hidup di bawah semua kebohongan ini. Ditambah lagi dengan Pamela yang lagi-lagi masuk ke rumah ini. Bodoh banget. Harry bodoh. Semoga aja cewek dari kelas drama itu nggak kayak Pamela.
"Si goblok bawa Pamela lagi, tolol kan?"
Gue menghempaskan badan gue di kursi sofa besar di ruang TV. Marcel mengikuti gue dengan langkah-langkah kecilnya, lalu duduk menepi di ujung sofa yang gue dudukin.
"Pamela? Yang waku itu hampir membocorkan rahasia kita?"
"Iya! Siapa lagi! Harry tuh emang yang paling ganteng, populer dan kaya diantara kita, tapi juga sekaligus paling tolol!"
Marcel cuma tersenyum, namun matanya berkaca-kaca. No, dont cry.
"Kata mama dulu, kita memang kembar, tapi kita berbeda, Ed. Coba kalau ada mama sama papa, pasti kita nggak harus berpura-pura hidup begini. Ga usah pura-pura menutupi hubungan kita sebagai saudara kembar."
Gue tersenyum, walaupun sangar begini, gue juga punya hati!
"Everything happens for a reason, Cel. Kalau kita nggak nutupin identitas kita yang sebenarnya, karir Harry juga bakal hancur. Mau makan dan tinggal dimana kita?"
Gue berharap cewek dari kelas drama itu nggak bakal jadi sangat deket sama gue ataupun Marcel, kayak Pamela deket sama Harry. Cewek emang racun dunia.
***
Miley's POV:
Gue menaruh buku-buku dari kelas yang sebelumnya gue datengin. Baru gue selesai menutup loker gue, di depan muka gue udah ada Edward berdiri nyender di tembok sambil kedua tangannya di masukin ke saku.
"What are you up to, Miley?"
Gue mengerutkan dahi gue, ini cowok kayaknya kepo plus gak ada kerjaan banget.
"I'm not up to anything. What is your problem?"
"My problem is you.."
Hampir saja Edward menaruh tanganya tepat di pipi kanan gue. Dari belakang dateng Marcel menepis tangan Edward. Whopsie! Here comes the superman.
"You dont touch her okay, Ed?"
Edward langsung menarik kerah kemeja Marcel.
"What is your problem, dude!? She is not even your girlfriend!"
Lalu menghempaskan Marcel ke barisan loker, sampai kacamatanya terjatuh. Aduh, Edward ini kenapa sih.
"Lo tuh ngapain sih, Cel.."
Gue membantu Marcel berdiri, sambil masih memegang lengannya gue mengajak Marcel untuj berjalan menjauhi kerumunan yang mulai mengeumuni gue dan Marcel.
"I just don't want you to get hurt.."
Marcel menunduk kan mukanya, lalu membenarkan posisi kacamatanya berkali-kali. Gue berkali-kali ber-ohh ria di dalam hati, cowok nerd ini so sweet sekali.
"You dont have to protect me like that, seriously, you're not that strong to protect me from him..."
Marcel mengangkat mukanya perlahan, mata hijau kemilaunya menemukan titik hitam di mata gue.
"Maybe I looked like I can't protect you, but I can."
***********************
PS:
School is driving me insane okay. Cant really write huhu :(
But I'll continue this story okay!! bye mija♥
@ullalhunha
ig: lhunha
KAMU SEDANG MEMBACA
Dork Needs Love (Harry Styles/Marcel fanfic)
FanfictionMiley adalah seorang anak perempuan yang benci dan risih banget sama Marcel, anak culun di sekolahnya. Setelah bergabung dengan klub sains, Miley bertemu dengan Marcel. Setelah beberapa minggu, Miley merubah pendapatnya tentang Marcel. Dan setelah M...