"The Man Who Can't Be Moved"

179 9 0
                                    

Miley's POV:

Gue menjejalkan isi otak gue dengan kata-kata "nope" "dont" "nah" berkali-kali. Karena gue hampir aja berkali-kali mau nanya ke Edward, kenapa dia bisa mirip sama Harry Styles. Dan gue berkali-kali berpikir siapa tahu ternyata ada sesuatu sama Edward, Marcel dan Harry Styles.

Gue terus memejamkan mata gue dan membukanya berkali-kali. Bukan gini caranya, Lee!!

"Nih, kopinya.." Edward duduk di sebelah gue sambil tersenyum. Setelah latihan drama tadi, dia menawarkan dirinya untuk membelikan gue kopi di kafetaria sekolah. Katanya sih buat permintamaafan gara-gara telat masuk kelas drama. Huh.

Gue berdeham berkali- kali, padahal gue juga nggak ngerti apa yang gue dehamin. Edward sibuk sama kopinya, berkali- kali juga dia menatap layar tipis di tangannya.

"Hey, mi, can I have your number?" Edward mengangkat handphonenya.

"Um, boleh kok." Gue langsung menyebutkan nomor gue secara jelas.

Gue memberikan handphone gue dan dia mengetik secara cepat. Tap tap tap.

"Is there something wrong between you and Marcel?" Tiba-tiba Edward nanya setelah hampir 10 menit berdiam diri dan terjadi awkward moment.

"What?"

"You. And Marcel."

Gue menatap muka Edward lalu melihat orang sekeliling gue.

"No!"

Edward mengangguk-angguk kan kepalanya. Senyum nya bisa dibilang sedikit sarkastik.

"No, Ed! Gezz! There is nothing between us!"

Setelah itu Edward mulai mengeluarkan jokes kecacatannya. Ternyata cowok Inggris juga sama abnormalnya kayak di Indo.

***

"So basically, you have a date with Edward?"

"What?! No! Chyntia, please.."

Selalu aja si Chyntia melebih-lebihkan suatu keadaan yang seharusnya nggak di lebih-lebihkan.

"Well, you two had lunch together, that's date."

Gue berkali-kali menatap Chyntia dengan tatapan mematikan gue, anehnya dia juga masih nggak mau diem, malah terus nge-ceng-ceng-in peristiwa gue sama Edward tadi siang.

"He is actually a hot badass."

Gue melemparkan bantal berkali-kali ke Chyntia, biarin aja kamar gue berantakan, yang penting gue mau dia diem, nutup mulutnya aja sebentar.

***

Edward's POV:

Gue menggantungkan jaket gue di belakang pintu rumah dan menaruh sepatu gue di samping pintu, setelah itu langkah yang berantakan terdengar dari lantai atas, Marcel.

"Ed! Where have you been?"

Ini saat nya buat ngerjain si nerd, pikir gue.

"I've been on a date."

Marcel melipat mukanya, a little curious maybe.

"A date? With who?"

Gue berjalan melewati Marcel dan menepuk pundaknya.

"It's a secret, Mr. Want-to-know."

Marcel berlari-lari kecil mengikuti langkah gue ke ruang tengah, gue menghempaskan diri gue ke sofa besar nan empuk.

"Seriously, Ed. Tell me."

Sepertinya laki-laki cerdas ini pengin banget tahu tentang date gue tadi siang.

"I was with Miley, if you dont mind."

Marcel melihat gue lalu menyipitkan matanya.

"M-m-miley?"

"Yep!" Gue mengangkat kedua kaki gue di meja dan menyalakan TV.

"Miley, my science project partner?"

"Yep!" Kata gue lagi sambil menampangkan senyum kemenangan sambil melihat muka Marcel yang kayaknya miris banget.

"THE Miley?"

"Yeah, dude! What's your problem with that?" Gue mulai merasa risih dengan pertanyaan yang bertubi-tubi dari Marcel.

"You know you can't get her, you know you won't. You know you'll ruin her, she's from another world, Ed. And you can't use her like you like to use other girls, you are ba-"

Gue berdiri lalu membanting remote TV ke sofa. Marcel terdiam di tempatnya berdiri.

"Gue nggak perduli opini lo! Lagian siapa juga sih yang mau deketin cewek kayak dia! Like you can get her too, duh! You know you won't get her too, Marcel! We are only normal people, we are not our 'brother', Harry Styles!"

Gue bergegas ke kamar gue dan membanting pintu kamar gue. Kapan sih masalah tentang cewek akan berakhir diantara gue dan saudara-saudara kembar gue yang freak ini. Rasanya gue pengin pergi ke rumah nenek. Tapi Australi bukan tempat yang biasa buat gue.

***

Dork Needs Love (Harry Styles/Marcel fanfic)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang