Part 10

7.6K 466 19
                                    

Nesya terbangun dengan mata yang terasa tak enak, ketika Nesya menghampiri cermin, hal yang Nesya takutkan terjadi, matanya sedikit bengkak. Kalo gini caranya, ketahuan dong Nesya habis nangis semalam.

Nesya tak seperti Geraldo yang terkadang memakai kacamata jeniusnya ketika mengikuti kelas, membaca, atau mengerjakan tugas. Nesya sama sekali tidak mempunyai kacamata jenius, hanya saja Nesya mempunyai kacamata dior, itu sama sekali bukan pilihan untuk menutupi matanya.

Dengan kemasa bodohannya, Nesya berangkat ke kampus seolah olah matanya tak kenapa kenapa, toh tidak akan ada yang
memperhatikannya ini, Pikir Nesya saat itu.

***

Jam makan siang, Nesya ditarik Sheryl untuk makan bersama di kanti bersama anggota paguyuban.

Nesya pasrah saja ditarik Sheryl kesana kemari dan landas duduk dikursi tepat disamping Geraldo. Ketika sadar yang disampingnya Geraldo, Nesya hendak pindah posisi, tapi Geraldo menahannya lewat sorot matanya.

Nesya yang sudah mengetahui bahwa Geraldo sedikit pemarah jika dipancing, maka dari itu Nesya tak ingin mencari celah celah untuk memancing kemarahan Geraldo.

Salah satu dari mereka memesan makanan yang sudah dikolektifkan.

"Sya abis nangis semalem?" Tanya Radian tiba tiba, yang menyadari mata Nesya sedikit bengkak, padahal sedikit lagi juga mata Nesya pulih, heran dengan Radian yang sadar padahal mata Nesya tidak terlalu bengkak sekarang, hanya samar saja.

"Eh?" Nesya gelagapan.

"Kenapa?" Tanya Radian yang berada berhadapan dengan Nesya.

"Kangen mama ya sya?" Tiba tiba Geraldo merangkul Nesya, dan menatap Nesya dalam.

"Iya." Nesya pura pura nyengir.

"Kemarin mama aku nelfon, waktu mama Nelfon aku, kayanya mama lagi motong buah, tangannya keiris kayanya, jadi aku nangis, gatega denger mama ngeringis kesakitan gitu." Jelas Nesya, tentu saja pura pura dan sedikit meledek Geraldo yang kebetulan hari ini tangannya masih diperban, tentu saja diperban, Nesya yakin luka ditangan Geraldo masih belum kering.

"Ohh gitu, emang sih sya kalo udah urusan sama ibu tuh gak mandang cewek atau cowok pasti nangis kalo ada hal yang terjadi sedikit aja sama ibu kita." Komentar Radian yang disetujui yang lainnya.

Sheryl menyenggol bahu Nesya, Nesya melirik kearah Sheryl, sungguh wajah Sheryl menunjukan jika dia meledek dan menuntut penjelasan kepada Nesya.

"Tangan Geraldo juga luka tuh, sehati ya sama ibu kamu sya." Kata Gian, yang Geraldo tahu maksudnya adalah meledek dirinya.

"Iya, ngikut ngikutin ibu aku ya?" Tuduh Nesya meraih tangan kanan Geraldo yang luka.

"Apa?" Tanya Geraldo mencoba menepis tangan Nesya yang Geraldo tahu Nesya hendak memeriksa lukanya.

Nesya meraih tangan Geraldo lagi, "liat sih kak, pelit amat."

Nesya dengan wajahnya yang kelewat serius memerhatikan luka Geraldo, ketika menemukan celah dari perbannya dan itu menunjukan luka Geraldo yang masih basah dan menurut Nesya lukanya cukup parah.

***

Ketika itu pula Geraldo menarik tangannya dan menyembunyikannya di bawah meja kantin, Geraldo sadar Nesya melihat lukanya karena perbannya yang sedikit berantakan karena belum diganti dari semalam, mana sempat.

Mr BusyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang