Sorry sorry aja ya kalo gak nyambung.
***
"Pah, Mah, besok Geraldo mau naik gunung sama anak paguyuban." Geraldo meminta izin orangtuanya, ketika mereka berdua sedang berkumpul di ruang tengah menemani Aira belajar.
"Papah sih izinin, tapi Kamu gak lelah A?" Tanya papah Geraldo, Geraldo hanya menggeleng.
"Astagfiruloh aa, gak ada capenya. Aa inget loh, aa liburan semester bukan buat jadi sakit kan? Kalo aa sibuk terus di waktu liburan, pas masuk kuliah lagi jadi sakit, mau?" Ibu Geraldo teru memarahi anaknya
"Ya bu jangan ngomong gitu dong, jangan sampe ya."
"Abisnya kamu ini, pas masuk nanti udah semester akhirkan, a? Focus dong."
"Ibu ngizinin enggak?" Tanya Geraldo to the point
"Engga! Naik gunung melelahkan, akan menguras tenaga kamu!"
"Oke kalo ibu gak mengizinkan, Geraldo tak akan pergi." Geraldo memang typical orang yang nurut dengan perkataan orang tuanya apalagi ibunya.
"Nah bagus nurut sama ibu." Ibunya tersenyum
"Aa jangan pergi mulu, Aira kangen." Aira yang sedang menggambar tiba tiba berbicara, membuat hati Geraldo tersindir, sedih.
Geraldo hanya tersenyum dan mengelus rambut Aira.
"Tapi Nesya gimana, ya? Gak ada yang jaga dong kalo Aa gak ikut." Gunggam Geraldo
"Hah? Nesya ikut?" Tanya ibu Geraldo kaget
"Iya kan itu acara paguyuban."
"Yaudah kamu ikut!" Ralat ibu Geraldo
"Serius?" Tanya Geraldo
"Iyalah! Kalo gak ada kamu, Nesya gimana coba? Jagain Nesya buat ibu!" Gerutu ibu Geraldo
"Jagain Nesya, kan dia cewek. Jangan macem macem. Jagain terus, jangan sampe lecet sedikitpun, karena dia masih anak orang dan belum berstatus siapa siapa untukmu." Pesan papah Geraldo yang diangguki Geraldo.
"Pasti, pah, mah, tanpa disuruhpun." Geraldo mengembangkan senyum menawannya.
***
Geraldo ingin berjalan dibelakang Nesya, memastikan Nesya baik baik saja ketika mendaki, masalahnya sekarang Geraldo sedang merangkul bahu Zahra, yang tadi tiba tiba saja limbung, dan merasa lemas, terpaksa Geraldo sebagai ketua yang tadinya berjalan berdampingan dengan Nesya beralih merangkul Zahra dan berjalan terlebih dahulu mendaki puncak.
***
Nesya berjalan diantara teman temannya, lalu Nesya melesat permisi untuk buang air kecil dan menyuruh Sheryl yang berada di sampingnya, Radian yang berada di belakangnya agar berjalan terlebih dahulu, nanti Nesya akan menyusul.
Naas, Nesya tertinggal jauh, jalan yang dihadapinya kelewat terjal, Nesya berjalan terburu buru, tanpa memikirkan jalan yang dihadapinya terjal, Nesya terperosok, jatuh kebawah, dengan posisi badan dan wajah tengkurap nempel ke tanah, dan 'sreeeet' sikunya yang dilapisi beberapa jaket tebal tergores, tembus sampai kulitnya pun ikut tergores, Nesya meringis nyeri, matanya berkaca kaca.
Nesya mencoba bangkit, membersihkan kotoran tanah yang ada di bajunya, perlahan mencoba melewati jalan yang terjal itu pelan tapi pasti, setelah melewati dua terjal, barulah Nesya menemukan Sheryl dan Radian yang sepertinya sengaja menunggu Nesya, sedangkan yang lain sudah ada didepan, mendahului.
"Yaampun Nesya! Kenapa?" Kata Sheryl kaget.
"Jatoh." Mata Nesya berkaca kaca, menerima pelukan Sheyl padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr Busy
RomanceTidak ada orang yang sempurna. Sesempurna dan semengagumkan apapun Geraldo dimata Nesya, Geraldo tetap mempunyai kekurangan.