Part 29

7.7K 559 120
                                    

"Pacar a?"
'Calon istri dia tuh?'
'Istri aa itu tuh?'
'Udah nikah gening'
'Udah berani upload sama cewek sekarang mah'
'Kapan, jadian?'
'Kapan di sah hin?'
'Kapan dikenalin?'
'Di publish juga."
'Go public juga.'
'Cewek yang kemarin dibawa ya?'
'Duh kang ternyata sama Nesya ya.'
'Cocok kok.'
'Photo prewed?'
'Undangan kapan?'

Banyak sekali komentar komentar di instagram Geraldo.
Geraldo hanya tersenyum membaca nya satu satu tanpa ada niat membalasnya.

Nesya menghampirinya lengkap dengan koper nya, "sekarang, a?" Tanya Nesya, Geraldo mengangguk. Dan pamit kepada semua orang. Untuk kembali ke Depok untuk memulai rutinitas seperti biasanya.

***

Beberapa bulan kemudian Geraldo telah resmi menjadi sarjana hukum, dia telah wisuda, Nesya tentu saja ikut senang. Akhirnya Geraldo berhasil meraih gelar yang diimpikannya selama ini. Tadi Nesya dan anak anak paguyuban memberikan sedikit kejutan untuk Geraldo, Geraldo yang ditemani keluarganya pun merasa senang dan berterimakasih, Nesya memberikan sebuah kado untuk Geraldo tadi, entahlah apa Geraldo telah membukanya apa belum. Nesya terus tersenyum ketika hendak pergi ke alam mimpi.

***

Geraldo berbaring di ranjangnya, memegang sebuah kado yang tadi diberikan Nesya, dia sama sekali belum membukanya. Tadi dia wisuda, skripsinya dikerjakannya hanya dalam satu semester saja, itupun kurang, kalau boleh sombong.

Tadi keluarganya pun datang, anak paguyuban datang, Geraldo kira Nesya tak akan datang, ternyata dia datang belakangan karena kebelet pipis, katanya. Ada ada saja tingkahnya.

Akhirnya! Akhirnya Geraldo dapat menyelesaikan pendidikan S1 nya. Sekarang tinggal S2. Sebenarnya Geraldo telah mendapatkan beasiswa dari luar Negeri, mengingat ipk nya yang nyaris sempurna dan tak pernah merosot, tentu saja banyak yang menawarkan beasiswa kepadanya, tapi tidak ada yang pernah tahu ketika Geraldo mendapatkan beasiswa dari luar Negeri, tidak ada yang tahu juga Geraldo diam diam menerima beasiswa itu.

Tangan Geraldo merobek kertas kado yang membungkus kado yang diberikan Nesua yang ternyata berisi sebuah boneka tedybear lengkap dengan toga, dan makara merah. Luar biasa, baru kali ini dia menerima hadiah berupa boneka.

'Hai Geraldo Satya AlKhalifi S.H! Selamat! Sekarang nama aa punya gelar, gelar yang selama ini aa idam idamkan. Semoga gelar ini membawa berkah. A, kelak kalau aa jadi hakim, jadilah hakim yang adil, jangan pantang bulu, jangan pernah mau menerima apapun kecuali keadilan, jadilah hakim yang adil, tak peduli siapapun yang nanti akan aa adili. Dan jika kelak aa jadi pengacara, jadilah pengacara yang membela orang yang benar benar pantas untuk dibela, jangan pernah membela orang yang tidak sepantasnya dibela. Ingat, uang banyak hanya akan menjerumuskan, tidak perlu banyak uang untuk hidup tentram.'

"Terimakasih sudah mengingatkan, ingatkanlah selalu, agar aku tak lupa." Gunggam Geraldo.

Geraldo ternyenyum, jika sedang seperti ini dia merasa Nesya sangat amat mengerti dirinya.

Geraldo terdiam, kostan penuh kenangan, kostan ini yang menjadi saksi perjuangannya merantau. Sebetulnya kostan ini sudah dibeli oleh orang tuanya ketika dulu yang mempunyai kostan ini berencana menjualnya. Tidak besar, hanya saja cukup jika ditinggali oleh satu atau dua orang.

Geraldo besok ada urusan di yogyakarta, besok juga dia akan mengosongkan kostannya dan menyuruh Nesya pindah ketemapat ini setelah nanti masuk semester 3 ketika waktu Nesya di asrama sudah habis, karena jatahnya hanya 2 semester saja, satu tahun pertama.

***

Nesya berangkat ke kampus dengan senyuman cerianya. Hari ini dia uts, sebelum liburan semester. Tadi subuh Nesya menerima pesan dari Geraldo berupa ucapan terimakasih, hanya terimakasih, tak ada kata lain.

Mr BusyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang