Seharusnya besok Nesya sudah ada di Depok karena lusa dia masuk kuliah. Tapi hari ini, sebelum besok balik ke Depok, Nesya pergi dengan temannya. Ya Meta, Remi, Amecca, teman teman Nesya yang menemani Nesya ke acara Expo Universitas tahun lalu untuk melihat Geraldo, Nesya tak menyangka sekarang dirinyalah yang menjadi panitia Expo Universitas padahal tahun lalu dia hanya pengunjung.
Nesya belum berangkat dari rumahnya, hanya baru akan, tapi dering telfon dari smartphone nya beberapa kali menginterupsi.
"Apasih?" Nesya mengangkat telfon itu dengan resenya.
"BURUAN WOY! AKU UDAH DI TEMPAT BIASA." Suara Remi disebrang sana sudah seperti toa mesjid.
"Yayaya, aku lagi otw kok."
"Bohong! Pasti belum berangkat."
"Udah kok."
"Coba send foto lagi di angkotnya."
"Siap!"
Nesya lalu menutup sambungan telfon dan mematikan telfonnya, Nesya pamit kepada orangtuanya, pergi menuju jalan raya, menunggu angkutan umum.
3 menit kemudian Nesya mendapatkan angkutan umum yang cukup kosong, Nesya lalu mengaktifkan smartphonenya lagi. Memotret situasi di angkot tanpa diketahui orang sekitar dan mengirimkannya kepada Remi.
"CEPET!"
Hanya itu balasan Remi.
Nesya mengabaikannya, toh sebentar lagi juga sampai. Nesya berhenti di dekat tempat biasa temannya saling tunggu.
"Woaaaaa, hai mamah dedeh!" Sapa Nesya ketika melihat Remi dengan jilbab merahnya.
"Wissssss, dihijab juga kamu." Remi mengembangkan senyumnya melihat perubahan tampilan Nesya.
"Ada temen berhijrah malah diledek." Sindir Nesya, ya Nesya memang jadi sudah terbiasa memakai hijab, sekarang saja dia memakai hijab babypink, kata orang yang melihat Nesya tadi sekilas sih Nesya cute dengan tampilannya.
"Enggak deh enggak, alhamdulillah." Remi berkata tulus tapi tetap sedikit tertawa.
"Mana ih yang lainnya lama." Keluh Remi, Nesya hanya mengedikan bahunya, dan menunjuk seseorang dengan dagunya, "tuh Amecca." Amecca dengan hijab hitam putihnya menghampiri mereka berdua.
"Lama! Meta mana lagi!" Gerutu Remi lagi, tak lama datang Meta dengan rambut badainya.
"Wow badai badai." Kata Nesya ketika Meta sampai diantara mereka.
"Iya dong badai." Meta mengibaskan rambutnya yang baru di cat warna coklat terang, lengkap dengan bergelombang.
"Astagfiruloh." Sahut Remi, dibalas tawa yang lainnya.
Mereka lalu memasuki sebuah gang kecil, kecil sekali, hanya muat untuk satu motor dan dua orang jika berjalan. Mereka berjalan berdua berdua, Remi-Nesya didepan, Amecca-Meta dibelakang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr Busy
RomanceTidak ada orang yang sempurna. Sesempurna dan semengagumkan apapun Geraldo dimata Nesya, Geraldo tetap mempunyai kekurangan.