Nesya tepar di asrama setelah mengikuti kelas, tidak sadar sama sekali ketika smartphone nya terus berdering.
Nesya merasakan ada yang mengusap wajahnya, perlahan Nesya membuka matanya dan menemukan sosok Geraldo, beberapa detik mereka saling berpandangan, lalu mata Nesya seketika terpejam lagi.
"Astagfiruloh." Ucap Geraldo
"Yang lain khawatir, malah tenang aja tepar." Gerutu Geraldo geleng geleng.
Memang Nesya langsung saja pulang ke asrama, tidak menghubungi Sheryl, Sheryl yang merasa khawatir seketika langsung saja menghubungi Geraldo, Geraldo yang merasakan khawatir juga langsung melesat ke asrama Nesya setelah menyelesaikan kelas tambahan.
***
"Bangun." Geraldo menepuk nepuk pipi Nesya pelan, tapi tak ada respon.
Lama kelamaan tepukan tangannya di pipi Nesya, membuat pipi Nesya merah, padahal Geraldo menepuknya pelan, mungkin kulitnya yang terlalu putih sangat sensitif dan gampang memerah. Geraldo terkesiap, dan menghentikan tepukannya itu, alih alih tangannya berhenti, Geraldo malah merambat memencet hidung Nesya.
Berhasil!!!
Mata Nesya seketika melotot, wajahnya merah padam. Geraldo sungguh merasa bersalah, bukan maksudnya seperti itu. Hanya tangan nya saja menginginkannya.
"Ish ngapain sih? Tau gak jadi kebawa mimpi aku gabisa nafas, aku kira aku mati." Gerutu Nesya manja dengan wajah bantalnya dan suara khas bangun tidur, serak.
"Gaboleh tidur kebablasan gitu!"
"Tapi aku cape, butuh istirahat." Rengek Nesya
"Istirahat secukupnya. Udah makan belum?" Tanya Geraldo
Nesya diam tetap dengan posisi tidurnya, kemudian menggeleng.
"Lagian kalo kamu tidur dengan keadaan perut kosong, bangun bangun pasti lemes."
Nesya hanya mengangguk, menyetujui. Memang Nesya merasa seperti itu sekarang, terakhir dia makan yaitu ketika istirahat tadi siang.
Nesya memeluk gulingnya dan matanya hendak menutup kembali.
"Nesya! Bentar lagi maghrib, pamali!" Sentakan Geraldo membuat Nesya terkesiap.
"Dasar sepuh, pikirannya kolot." Gerutu Nesya.
"Apa katamu?"
"Kataku? Cepat pulang sana. Ini asrama, ada aturannya."
"Kamu mengusirku?" Tanya Geraldo.
"Tentu saja." Nesya memutarkan bola matanya sebal.
Geraldo dengan kesal pergi dari hadapan Nesya, Nesya merasa bersalah tapi masa bodoh! Dia harus nya tidak terlena oleh perlakuan Geraldo.
Selang beberapa menit, ada yang telfon masuk di smartphone Nesya, nomor tak dikenal.
"Halo?" Kata Nesya
"Waalaikum salam." Sindir suara disana, sialan suara Geraldo, gerutu Nesya dalam hati.
"Eh iya assalamualaikum kak."
"Jangan lupa makan sya."
"Iya."
"Makan sama apa?" Terdengar suara mobil dinyalakan di sebrang sana.
"Ada bahan masakan kok."
"Iya bagus, jangan makan mie ya. Kalo mau masak, aku mau dong."
"Dih mau aja lo." Gerutu Nesya reflek, sungguh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr Busy
RomanceTidak ada orang yang sempurna. Sesempurna dan semengagumkan apapun Geraldo dimata Nesya, Geraldo tetap mempunyai kekurangan.