Jangan tutup jendelanya
Biar, biar saja hujan menusuk tubir
Biar ada senandung yang menemani percintaan kita
Bergelora dan panas
Dan--
Waktu merangkak naik
Kita selalu lupa pada mata yang menancap erat di dinding
Mata yang menyala-nyala
Terbakar dan menghanguskan segala
Cintamu, tubuhmu--juga aku
Tak ada sisa
Selain ingatan samar tentang dirimu yang memutus telinga dan menghanyutkannya ke samudera
Kemudian sisa darahmu kau semai di ranjang tempat persanggamaan terakhir kita
KAMU SEDANG MEMBACA
Antologi Puisi: Perempuan-Perempuan Patah Hati
PoetryPerempuan-perempuan patah hati adalah mereka yang mengunyah luka dengan secangkir airmata. Perempuan-perempuan patah hati adalah aku, juga engkau. (c) Aksaralisa 30 Januari 2016