Gelap tak pernah alpa
Tampaknya ia yang paling setia mengisi hatiku
Kian hari kian sunyi saja
Tiap kali aku bertanya, yang menyahut hanya pantulan suara
'Di manakah kau?'
Di manakah kau?
Aku lupa di mana aku menaruh namamu
Atau barangkali kau mengambilnya kembali
Atau barangkali justru namamu singgah di tempat lain
Yang terang, yang hangat
Yang tidak sepi dan dingin seperti aku
23/4/16 – 12:17am
KAMU SEDANG MEMBACA
Antologi Puisi: Perempuan-Perempuan Patah Hati
PoetryPerempuan-perempuan patah hati adalah mereka yang mengunyah luka dengan secangkir airmata. Perempuan-perempuan patah hati adalah aku, juga engkau. (c) Aksaralisa 30 Januari 2016