Lelaki itu duduk seorang diri, merenung bermodalkan secarik kertas
Tak ada yang tertulis di sana
—selain kehampaan berupa jarak melintang, tanpa kata
Dia ingin menulis surat buat kekasihnya yang telah lama mati
—telah lama dipendam bumi, yang pergi tanpa pamit
Pikirnya, orang mati tak bisa lagi membaca
Pikirnya, tapi orang mati masih bisa merasa
Kehilangan
Lelaki itu dan kekasihnya yang telah mati sama-sama merasa kehilangan
Hidup.
KAMU SEDANG MEMBACA
Antologi Puisi: Perempuan-Perempuan Patah Hati
PoetryPerempuan-perempuan patah hati adalah mereka yang mengunyah luka dengan secangkir airmata. Perempuan-perempuan patah hati adalah aku, juga engkau. (c) Aksaralisa 30 Januari 2016