Aku melihat matamu pada malam purnama, berkilau seindah embun di pagi buta.
Setiap helaianmu ialah keabadian senja dan pada senyummu tersimpan cahaya penuh harapan.
Aku hidup saat kau hidup begitu dekat denganku.
Aku hilang arah ketika kau pergi dan membawa serta harapan-harapan itu.
Kau semestinya tahu, bahwa aku hanya menerima keberadaanmu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Antologi Puisi: Perempuan-Perempuan Patah Hati
ПоэзияPerempuan-perempuan patah hati adalah mereka yang mengunyah luka dengan secangkir airmata. Perempuan-perempuan patah hati adalah aku, juga engkau. (c) Aksaralisa 30 Januari 2016