XIV. Penantian

2.9K 134 5
                                    

Senja adalah teman setiaku

Bersama secangkir kopi

Bercampur darah dan air mata

Yang dulu kau rajut di dada waktu

Detik seakan tiada makna

Apabila penantian berbuah manis

Tapi kau tak kunjung datang

Tidak pula kau sempatkan diri

Untuk mengunyah lukaku

Yang kian hari kian menyiksa

Kau semakin hening

Luka darimu menghabisiku pelan-pelan

Antologi Puisi: Perempuan-Perempuan Patah HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang