"Adlina," panggil Mark lembut.
Berapa kali Mark memanggilku dan aku menghiraukannya. Terkadang membaca sebuah cerita membuat kita hanyut dan tidak memikirkan hal lain.
"Baca apa sih beb??" Kesalnya.
"Baca cerita di wattpad," jawabku.
Lagi-lagi Mark mengangguku dengan cara menarik-menarik lengan bajuku, "Baca cerita apa sampai gue gak di perhatiin?"
"Judulnya All we had to do was stay," ucapku acuh.
"Ceritanya tentang apa?" tanya Mark.
Aku mematikan Hpku dan melihatnya, "Tentang kita, tentang cinta sepasang kekasih yang bernama Mark dan Adlina."
Mark mengerutkan keningnya, "Udah pintar gombal yah, seharusnya gue yang gombal."
Aku melihatkan muka pura-pura kesal, "Gue gak gombal kok!"
"Kalau gitu endingnya gimana?" tanya Mark lagi.
Aku melihat Mark dengan muka jail, "Endingnya mengerikan"
"Mengerikan gimana?"
"Mereka berdua," aku menjeda ucapanku, "gimana mau ending, ceritanya aja baru di mulai!"
Ucapanku sukses membuat Mark kesal dan itu membuatnya sukses menarik hidungku. Aku mendelik ke arahnya karna dia menarik hidungku sampai merah.
"Lain kali gue aja yang ngegombal, bukan lo," ucap Mark yang bersiap untuk lari.
Aku segera mengejarnya, dia berputar-putar di dalam kelas ini. Bahkan kami berlari sambil tertawa, bukan hanya berlari tapi aku melemparnya beberapa buku ke arahnya. Beberapa saat aku berhenti karna kecapekan. Mark sudah ada di belakangku dan memelukku dari belakang.
Mark meletakan kepalanya di bahuku dan berbisik, "Endingnya mereka menikah dan memiliki keluarga yang harmonis, keluarga yang selalu romantis dan banyak yang iri dengan mereka."
Aku tersenyum mendengarnya, "Gombal."
"Gak, gue gak gombal. Di masa depan nanti, itu akan menjadi kenyataan," ucap Mark.
"Tuan Bart dan Nyonya Legnard!" panggilan itu sukses membuat Mark melepaskan pelukannya dan aku mendorongnya ke belakang sampai jatuh.
Aku menatapnya dengan tatapan maaf dan melihat guru yang datang menghampiri kami. Bukan guru tapi kepala sekolah. Dengan cepat Mark berdiri di sebelahku.
"Ada apa pak?" Tanyaku takut.
"Kalian tahu kalau ini masih jam sekolah?" Aku mengangguk dan aku juga yakin kalau Mark mengangguk, "Apakah kalian tahu kalau di sekolah tidak boleh pacaran? Apalagi kalian sampai pelukan seperti itu? Kalian mau dapat hukuman?!"
Mark mendekat ke arahku, dia mengenggam tanganku. Kenapa dia masih aja cari ribut?
"Tiga," ucap Mark tiba-tiba dan menarikku.
Aku sempat terdiam mendengar ucapan Mark yang tiba-tiba dan langsung mengerti saat dia menatapku. Dia mengajakku untuk kabur. Dengan cepat kami berlari dan tidak menghiraukan panggilan pak kepala sekolah.
Aku melepaskan genggaman Mark saat kami sudah sampai ke atap. Atap?? Kenapa dia membawaku ke atap?
"Lo apa-apaan deh? Kalau lo gitu, bisa-bisa kita di hukum lebih berat lagi," kesalku yang masih kecapekan karna berlari.
Bahkan saat kami berlari banyak guru juga murid lain yang melihat kami. Ada yang melihat kami dengan tatapan ingin, tentu saja satu sekolah tahu kalau kami sudah tunangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
All We Had To Do Was Stay
Romantiek"Kita hanya ingin bahagia, kenapa kita menyakiti satu sama lain?" - Adlina Alexis Legnard "it's just too late...." - Mark Logan Bart Catatan sebelum membaca : Tanda baca masih berantakan