Apakah kita punya impian?
Dan percaya kepada masa depan?
Tak kenal rasa takut, tak perlu pandang bulu
Tak perlu menahan diriHoamm.. lagu dengan tempo menghentak ini selalu setia membangunkanku setiap paginya. Mmm.. entahlah, aku hanya senang bagaimana lagu ini dibawakan,
Sekarang apakah kita punya impian?
Tetap terus seperti anak kecil
rantai yang terus mengikatmu
Ayo putuskanlahHaha yaps, aku tidak langsung mematikan alunan lagu dari smartphoneku ini. Lagu ini setiap paginya selalu menyuntikkan semangat baru disetiap pagiku.
"Veee, matiin lagunya!! Ini masih pagi, jangan ganggu ketentraman hidup gueee" Teriak seorang perempuan dari luar kamarku
Tap..
Aku langsung mematikan weker setiaku. Lebih baik aku melanjutkan pekerjaanku sebelum menjalankan rutinitas yang membosankan itu. Ya sekolah, aku tidak begitu suka berada disana. Heii, jangan berpikir aku anak yang malas dan bodoh. Tidak, sama sekali tidak, hanya saja.. entahlah aku tidak begitu suka mendengarkan apa yang sudah kuketahui. Bosan selalu menjadi yang kedua tanpa adanya tantangan yang berarti, dengan mata tertutup pun aku bisa mengerjakan semuanya dengan sempurna.
Apa aku bilang aku selalu menjadi yang kedua tadi? Haha well, aku bisa selalu melakukan segalanya dengan sempurna, tetapi saudaraku selalu senang melihatku berada dibawahnya. Terkadang dia bisa jadi sangat menyebalkan dan sedetik kemudian berubah menjadi sangat manis. Yaaa, dia mengganggu jaringan sekolah yang menyebabkan nilainya berada diatas nilaiku, dengan sedikit merubah nilaiku. Tapi, apa peduliku.
Toktoktok
"Veee? Gue masuk yaaa" Ujar seorang sambil memunculkan kepalanya dari balik pintu
"Hm, tak kuizinkan pun kau akan tetap masuk" Dia hanya hanya meringis kecil mendengar ucapanku
"Bagaimana dengan klien yang semalam ve?"
"Aku hampir menyelesaikannya, tapi tolong bantu aku ya" Dia hanya tersenyum sambil sambil mengangguk lalu keluar dari kamarku
Aku Ve, Jessica Veranda. Seorang gadis berumur 18 tahun. Aku bukanlah remaja biasa yang hanya bermain main setelah pulang dari sekolah, aku dan saudaraku mempunyai pekerjaan penting sampingan sesuai permintaan klienku. Ya sampingan, karena tujuan kami adalah menyusun teka teki kehidupan kami.
*****
Waktu sudah menunjukkan pukul 21.22 yang berarti sudah waktunya untuk kami bersiap siap menuju tempat eksekusi kami.
Perjalanan menuju tempat itu tidak memakan waktu yang lama, dan selama perjalanan itu pun aku masih sibuk mengotak ngatik smartphone ku,
"Apa kau sudah selesai?" Tanya perempuan disampingku
"Sebentar lagi"
"Butuh bantuan?"
"Tidak Van, aku sudah menyelesaikannya hanya saja tiba tiba ada penambahan peserta, jadi aku harus menambahkan data yang aku punya" Dia langsung mendengus mendengar panggilanku
"Okeoke Ve kakakku tercinta, tapi bisakah kamu berhenti memanggilku dengan panggilan yang menjijikan itu?" ujarnya sambil memandangku jengah
"Haha okeoke maafkan aku je." jawabku sambil menahan senyumku
'Yooo, guysss kembali lagi bersama kami, speed for speed. Segeralah memasang taruhan untuk jagoan kalian, karena sebentar lagi perlombaan akan dimulai yang otomatis akan menutup taruhan malam ini' Sayup sayup terdengar lelaki yang berbicara menggunakan microphone.
"Ve, ayok sepertinya perlombaan ini akan dimulai, kita harus mencari tempat yang strategis"
Aku pun mengikuti Jeje menuju bangunan lama berlantai 25, capek juga naik tangga sejauh ini, sepertinya aku harus lebih rajin olahraga seperti Adikku
"Ve?" Dia memecah keheningan saat kami sedang menaiki tangga
"Hmm?"
"Apa lo yakin dengan rencana lo kali ini? Gimana kalo dia tidak mencapai kecepatan 140km/jam?"
"Aku sudah memikirkannya Je, dia salah satu pembalap yang sangat ambisius aku yakin dia akan mencapai kecepatan itu bahkan mungkin lebih. Aku yakin sebelum belokan tajam itu dia pasti akan semakin meningkatkan kecepatannya. Oh ya, dan bagaimana dengan tugas mu? Apa kamu sudah berhasil?"
"Yaaa serah lu lah Ve. Haha itu sangat mudah Ve, jangan pernah meragukan kemampuan gue Ve. Gue udah mensabotase jaringan listrik di kota ini" aku pun mengacungkan jempol kananku padanya
"Ah iya Ve, memang siapa klien kita kali ini?"
"Hm, entahlah aku tidak peduli." Jeje hanya berdecak kesal menanggapiku
*****
Akhirnya kami sampai di puncak gedung ini, disini sangat gelap dan angin bertiup dengan sangat kencang.
'Ayook semuanya hitung mundur bersama saya, 3.. 2.. 1..'
Wushhhh..
Mobil mobil itu beradu kecepatan untuk memenuhi ego mereka agar dapat menduduki peringkat atas, haha mereka tidak tau kalau keputusan mereka untuk keluar rumah malam ini adalah kesalahan besar.
"Let's play the game Ve, perhatikan kecepatan mereka"
"Tenang je, dia masih dalam kecepatan 100kmh"
"Ahh, dia mulai menaiki kecepatannya Je" Ujarku sambil menatap layar smartphone ku
"111"
"122"
"129"
"137, haha ayok sedikit lagi"
"141, ayok sekarang Je"
*****
Author's POV
"141, ayok sekarang Je"
Tap
Hening..
Kota itu menjadi gelap seketika, semua lampu disana mati tidak terkecuali lampu lampu mobil yang sedang mengadu kecepatan di jalanan lenggang itu
Ckitttt..
BRAKKK!!!
DUAARRR!!!
Terdengar banyak suara decitan ban yang beradu dengan aspal disusul dengan bunyi tabrakan dan ledakan yang sangat keras. Kobaran api di tengah kota itu menjadi satu satunya penerangan disana.
"Ve? Apa ga kelewatan menyebabkan yang lainnya juga terluka demi membunuh target kita?" Perempuan berambut pendek itu bertanya kepada wanita cantik di sebelahnya
"Tidak, aku tidak peduli. Anggap saja hiburan untuk mu".
TBC..
Halloooo wakaka gimana chapter pertamanya? Baru pertama kali nulis ni
Sebenernya agak ga tega naro Ve perannya jadi rada sadis gini hehe
Kritik saran ditunggu yaaa