Chapter 10

2.2K 191 7
                                    

"Tidak. Lebih baik aku mencari tau itu semua sendiri daripada mempercayai orang seperti kamu."

Aku memejamkan mataku sambil mengatur nafasku lalu menarik pelatuk pistolku. Saat aku sudah siap dan membuka mataku, ternyata dia sedang tersenyum sambil memejamkan matanya.

Aku tidak boleh tertipu. Orang seperti dia pasti akan melakukan apapun untuk memperdaya lawannya. Aku menarik napas sekali lagi untuk memantapkan nyaliku,

BRUKKK..

*****
Enghhh..

Dimana aku? Kepalaku rasanya sakit sekali. Eh? Ini kamarku. Bagaimana bisa aku ada disini?

Apa yang terjadi semalam? Jeje?! Dimana dia? Apa dia baik baik saja?

Aku mencoba menyandarkan badan ku tetapi rasanya kepalaku sakit sekali. Ternyata tubuhku juga sudah diobati, ada beberapa perban yang melilit du badanku.

Baiklah, sepertinya tenagaku sudah cukup untuk berdiri. Aku menyibakkan selimutku dan mulai mencoba untuk berdiri dengan kedua kakiku.

Ah, aku bisa. Sambil menahan rasa sakit pada kepalaku, aku mencoba meraih gagang pintu kamarku.

Ayo ve, tinggal beberapa langkah lagi. Kamu pasti bisa.

Cklek..

"Ve? Lu mau ngapain si? Udah tau badan pada sakit gitu. Kalo butuh apaapa tu bilang gua."

"Jeje?"

"Iya, ini gue Jeje. Emang lu kira siapa? Setan?"

"Kamu gapapa Je?"

"Seperti yang lu liat, gua baik baik aja. Kenapa lu masih sempet sempetnya nanyain keadaan gue disaat keadaan lu yang kayak gini?!"

"Jee.."

"Lu sadar ga si Ve lu ngelakuin apa? Kalo lu kenapa napa gimana? Semalem, gue emang pengen banget ketemu sama lu Ve, tapi bukan lu yang dalam kondisi kayak gini. Pingsan, sekujur tubuh lu penuh luka. Lu bisa ga si gausah mikirin orang lain dulu Ve? Pikirin keadaan lu juga. G..gu..gue cuman takut lu juga pergi ninggalin gue Ve." Jeje mulai menitikan air matanya.

Akupun berjalan mendekat ke arah Jeje, lalu mengambil nampan yang dia pegang, dan meletakkannya di meja.

Aku menangkup wajah Jeje,

"Kamu keluargaku satu satunya Je. Dan aku akan melakukan apapun untuk melindungimu. Bukankah itu tugas seorang kakak?" Lalu aku menarik Jeje kedalam pelukanku.

"Aku janji gaakan ninggalin kamu Je, aku akan selalu jagain kamu."

"Gue sayang sama lu Ve."

"Iyaa, aku juga sayang sama kamu."

"Ehem.."

"Kamu?!"

*****
FLASHBACK ON

AUTHOR POV

Ve menempelkan pistolnya tepat pada kening Kinal.

"Tidak. Lebih baik aku mencari tau itu semua sendiri daripada mempercayai orang seperti kamu." Ve berkata sambil memejamkan matanya.

Kinal pun ikut memejamkan matanya berharap Ve akan berubah pikiran.

Ve menarik pelatuk pistol yang dia pegang lalu mengatur nafasnya kembali.

BRUKKK..

'Eh ga berasa apaapa' Batin Kinal

Kinal lalu memberanikan diri untuk membuka kedua matanya.
"Ve?!"

Hate [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang