"Serah lu deh Nal serahhhhh. Masih jauh ga Nal? Kalo masih, gua mau tidur dulu nih."
"Masih kok Je. Lu tidur aja dulu entar gua bangunin."
"Eh? Kak emm bukannya in-"
Beby yang tadinya ingin meralat ucapan Kinal pun mengerti setelah membaca isyarat dari Kinal. Lalu Kinal memberi isyarat kepada Ve dan Beby agar mengencangkan seatbelt mereka dan sedikit berpegangan. Mereka yang tidak mengetahui rencana Kinal pun hanya mengikuti permintaan Kinal.
Ckitttttt.....
BRAKKK....
*****
Kinal mengerem mobil yang ia bawa secara mendadak. Ve dan Beby yang sudah diberi isyarat terlebih dahulu untuk berpegangan hanya sedikit terkejut, sedangkan Jeje yang hampir masuk ke dunia mimpinya nyaris saja mencium dashboard jika saja Beby tidak menahannya."AKKKKKK ada apaan Nal? ada apaan? di cegat musuh apa gimana? Mana musuhnya mana?" Jeje yang tidak tau kejadian yang sebenarnya pun panik sambil menoleh ke kanan dan kiri berulang ulang.
"Apaan sih Nal? ngomong dong jan geleng geleng doang. Itu kenapa lagi muka lu merah? Ve sama Beby kenapa ketawa?"
Kinal yang sudah tidak tahan melihat ekspresi panik Jeje pun melepaskan tawanya.
"Hahahahahah Aduh Jeee sakit perut gua Je ngeliat angry bird panik. Mana mukanya merah lagi hahaha" Kinal masih saja tertawa sambil memegangi perutnya.
Jeje yang menyadari ada sesuatu yang janggal pun membuka suaranya,
"Kinal. Plis. Jangan. Bilang. Lu. Ngerjain. Gua." Jeje menekankan tiap katanya sambil memandang ke arah Kinal.
Bukannya takut, Kinal malah semakin terbahak sambil sesekali mengelap air matanya.
"Aduhaduhhh maap Je maap hahaha itung itung pemansan Je biar ga tegang hahaha"
"Iya lu pada ga tegang, gua yang tegang. Ini kalo tadi pala gua benjol gimana? Lu mau tanggung jawab Nal?"
"Kan buktinya engga Je hahaha udah yuk turun hahaha"
"Lah ini udah nyampe beneran Nal? tadi lu bilang masih lama"
Kinal yang dicecar oleh Jeje pun hanya bisa nyengir dan keluar mobil secepat yang ia bisa sebelum Jeje mengamuk dan mencakar mukanya. Disusul oleh Beby, Ve, dan Jeje.
"Ah bener bener lu Nal. Liat aja entar pasti gua bales Nal"
"Hahahaha gua tunggu Jee hahaha"
"Udahhh udah jangan berantem, nanti ketauan. Jadi sekarang gimana Nal?"
"Simple kok. Udah bawa semua yang gua suruh bawa tadi kan? Senjata api sama senjata tajamnya buat tarung jarak deket? Nah kali ini gua akan langsung join sama kalian jadi tenang aja gausah panik. Buat Beby juga santai aja Beb, lakukan aja yang terbaik. Ini bukan penyerangan lu yang pertama kan?"
Beby mengangguk untuk menjawab pertanyaan Kinal.
"Nahh yaudah. Ini juga baru serangan langsung Ve sama Jeje yang kedua kok. Jumlah kita bertambah, otomatis tenaga kita lebih banyak, ilmu kita juga bertambah. Jadi tenang aja, intinya saling percaya dan saling bantu. Gimana? Siap? Yuk kita masuk."
Setelah semuanya siap, Kinal memimpin misi mereka kali ini. Dengan posisinya yang berada di depan otomatis dia dapat mengantisipasi serangan dari arah depan diikuti oleh Ve, Jeje, dan Beby yang memiliki skill bertarung yang tidak boleh diremehkan.
Kinal melihat koordinat tempat yang harus mereka tuju dan mencari jalan tercepat agar mereka bisa sampai disana.
"Keluarin senjata api jarak jauh kalian, terus pake peredam suara. Tembak pake peluru yang gua kasih tadi. Peluru itu gabakal ngebunuh mereka, tapi mereka akan pingsan selama 24 jam."
Mendengar perintah dari Kinal, Ve, Jeje, dan Beby langsung mengeluarkan senjata api mereka dan memasukkan peluru yang tadi sudah mereka terima.
"Beby sama Jeje tembak yang jaga di deket pintu dan yang ada di halaman, Gua sama Ve nembak yang ada di atas gedung.Siap? Go!"
Ternyata titik persembunyian yang Kinal pilih memudahkan mereka melihat keadaan di sekitar gedung NG, sehingga mereka bisa dengan leluasa menembak semua penjaga yang sedang berjaga di luar gedung.
"Oke, good job guys! Keren. Mereka abis dalam waktu ga nyampe dua menit. Untuk mempersingkat waktu, sekarang kita bagi dua tim. Gua sama Ve yang akan menyelamatkan target kita sedangkan lu Je sama Beby cari harta mereka. Kita akan berpisah di dalem. Tetep jaga komunikasi. Good luck!"
Mereka pun masuk ke dalam gedung tersebut, Kinal dan Ve langsung menuju tangga sedangkan Jeje dan Beby memutuskan untuk berkeliling di lantai satu terlebih dahulu.
"Ci? Kita kemana nih?"
"Sttt.." Jeje menarik tangan Beby agar mereka segera bersembunyi.
Ada seseorang lelaki dengan pakaian serba hitam keluar dari sebuah ruangan, tidak jauh dari tempat persembunyian mereka.
Jeje mengeluarkan suntikan obat bius yang ia dapat dari Kinal. Saat orang tersebut berjalan melewati tempat persembunyian mereka, Jeje langsung melompat keluar dan menyuntikkan obat tersebut pada leher lelaki itu. Dalam sekejab, lelaki itu pun jatuh ke lantai.
Melihat itu,Jeje dan Beby langsung berlari ke arah ruangan tempat lelaki itu keluar.
"Yah Beb, pake sidik jari lagi"
"Yaudah ci, kita gotong laki laki itu aja. Terus tempelin jarinya ke scanner ini."
Tanpa menjawab Beby, Jeje langsung berlari ke tempat mereka bersembunyi tadi dan memegang kaki lelaki itu.
"Lu bawa badannya Beb. Badan lu lebih gede hahaha"
"Hmm.." Beby berdeham mengiyakan perintah Jeje.
Dengan sedikit tergopoh gopoh mereka menggotong lelaki itu sampai di depan ruangan tersebut dan menempelkan jari lelaki tersebut pada scanner yang persis berada di samping pintu bercat merah.
Tit..
Pintu merah itu bergeser dengan sendirinya.
"Loh kok lu baliknya cep-"
Ternyata Jeje dan Beby salah perhitungan, mereka tidak memperhitungkan jika di ruangan tersebut ada orang lain. Namun, dengan sekali tendangan memutar kearah kepala, Beby berhasil mengalahkan orang tersebut.
"Mantep Beb hahaha ternyata kita ga salah masuk. Ini ruangan cctv. Nah itu ada brankas. Coba cari data dari cam 4 Beb"
"Mmm.. Nah ini dia. Ada di lantai dasar ci. Masuk ke lorong yang cowok di depan tadi mau masukin. Nah abis itu ada di sebelah kanan."
"Berarti, kurang lebih ruangan itu persis di belakang ruangan ini dong?"
"Iya ci, tapi disana banyak banget penjaganya."
"Hahaha tenang Beb, gua bawa ini" Jeje mengeluarkan sebuah benda berbentuk bulat dari dalam sakunya.
"Itu apaan ci?"
"Lihat dan pelajari ini baik baik Beb"
Jeje menempelkan alat tersebut pada dinding bagian belakang ruang cctv itu dan menyuruh Beby agar sedikit mundur.
Pip..
Jeje menekan suatu tombol dari jam tangannya yang menyebabkan alat itu meledak dan meruntuhkan sebagian dinding pembatas ruangan itu dengan ruangan brankas tanpa suara yang berarti.
"Wah keren ci, kita ga perlu susah susah ngelawan penjaga di depan."
"Iyalah keren, kalo gua pembuatnya mah pasti keren hahaha Yaudah yuk buka brankasnya dulu." Beby mengangguk lalu mengikuti Jeje yang sudah berjalan terlebih dahulu.
Sementara itu, ternyata Kinal dan Ve tidak seberuntung Jeje dan Beby. Mereka harus melawan beberapa penjaga yang berpapasan dengan mereka.
Setelah selesai dengan lawan lawan mereka, Kinal dan Ve segera menuju tempat yang ditunjuk oleh koorinat tujuan mereka.
BRAKKKK...
"Kak Kinal? Tolong aku"
TBC..
