"Selawww Beb, kita tau kok lu terlalu sayang sama Shania jadinya emosi gitu hahayyyyy" Jeje yang dari tadi terdiam akhirnya tidak bisa lagi menahan dirinya untuk menggoda Beby.
"Sini lu ci jangan kaburrr!! Kak Ve, ci Jeje nya nihhhhh"
Beby yang tidak berhasil mengejar Jeje pun langsung mengadu kepada Ve.
"Jeee, Bebynya baru bangun. Jangan kamu godain terus."
"Apaan si lu Pe? Kaku banget lu kayak pembantu baru hahaha udah ah bhay gua pengen latihan duluuu dahhhh"
*****
Kinal beserta Ve, Jeje, dan Beby sedang berdiri pada sisi tiap tiap meja berukuran 1 meter persegi dengan wajah serius mereka sambil sesekali menyeka keringat yang mengalir di pelipis mereka.Ini adalah malam kedua setelah penculikan Shania, dan mereka memutuskan untuk berangkat besok sebelum fajar menyingsing.
Setelah selesai dengan acara makan malam mereka, Kinal langsung mengajak ketiga temannya untuk menyelesaikan strategi penyerangan mereka.
"Oke, jadi semua ngerti kan? Pertama, kita harus menemukan Shania, lalu setelah itu kita harus bisa mengalahkan Nakagawa Group. Kita harus menghancurkan mereka. Dan semoga, ini menjadi pertempuran terakhir kita."
"Aamiin.." Ucap Ve, Jeje, dan Beby berbarengan.
"Oke, senjata udah siap kan Je?"
"Udah beres Nalll"
"Alat lacak, kamera, laptop udah semua Beb?"
"Aman kak Kinalll"
"Alat alat yang aku minta udah ada semua kan Ve?"
"Udah kok Nal."
"Okeoke, persiapan kita udah cukup. Sekarang, waktunya kita semua istirahat. Jangan ada yg ga tidur yaa. Besok jam 3, kita harus udah berangkat. Selamat tidur semua"
"Selamat tidur Nal"
"Yooo, selamat tidur kak Kinal"Jeje dan Beby langsung berpamitan pada Kinal dan Ve, setelah Kinal mengizinkan mereka meninggalkan ruangan itu. Tentu mereka tidak mau menyia-nyiakan waktu tidur mereka yang sangat berharga itu.
Sedangkan Kinal, sepeninggalan kedua temannya, ia menjatuhkan dirinya pada bangku yang ada di belakangnya sambil memijat pelipisnya dan memejamkan mata.
"Kamu kenapa Nal?"
"Eh? Gapapa kok Ve, aku cuman lagi mikir aja."
"Ada yang kurang?"
Kinal menggelengkan kepalanya.
"Yaudah yuk istirahat, kamu juga harus istirahat untuk mengisi tenaga kamu."
Kinal hanya pasrah dan mengikuti Veranda saat Ve menarik tangan Kinal untuk menuju ke kamar mereka masing masing.
Setelah sampai di depan kamar Ve, Ve memegang lembut pipi Kinal.
"Tenang Nal, semua akan baik baik saja. Kita semua akan baik baik saja. Jangan takut, kamu ga sendirian." Ucap Ve sambil menggerakkan ibu jarinya lembut pada pipi Kinal.
Sedangkan Kinal hanya memejamkan matanya sambil sesekali mengangguk untuk menjawab Ve.
"Yaudah kamu tidur juga ya. Istirahat yang bener. Malem Nal, selamat tidur."
Cup..
Ve menempelkan bibirnya sekejap pada pipi Kinal lalu berlalu memasuki kamarnya meninggalkan Kinal yang berdiri mematung terkejut atas tindakatn Ve yang tiba tiba itu.
*****
Pagi ini di saat orang orang diluar sana sedang sangat nyaman dengan dunia mimpinya, Kinal dan timnya sedang bersiap siap untuk menyelesaikan misi, yang mereka harapkan menjadi misi terakhir mereka. Jiwa dan raga mereka sudah sangat lelah jika harus berperang terus.