"Kita tinggal di atap yang sama Beb. Gimana bisa kamu ngabaiin aku gini? Jangan jauhin aku Beb. Jangan Musuhin aku."
Beby menaikkan alisnya sebelah menatap Shania singkat. Lalu membuka suaranya.
"Gimana bisa aku musuhin kamu sedangkan kita kenal aja engga? Kita gaada hubungan apa apa Shan. Cuman dua orang yang kebetulan ketemu dan tinggal satu atap."
*****
Mata Shania berkaca kaca mendengar kata kata yang yang keluar dari mulut Beby.Beby yang melihat itu pun mendesah pelan lalu menatap Shania, bagaimanapun juga ia tidak akan tega membuat Shania menangis.
"Oke. Jadi ada apa kamu kesini? Ada yang mau kamu omongin?"
Hiks..
Air mata yang sedari tadi Shania tahan pun akhirnya tumpah juga.
'Mampus gua' Umpat Beby dalam hati saat tangisan Shania semakin terdengar keras.
"Ayokk buruan mau ngomong apa? Sebelum berubah pikiran nih."
Akhirnya kata kata Beby berhasil menghentikan tangisan Shania walaupun dengan wajah yang datar.
Shania berusaha mengatur napasnya sebelum memulai ceritanya. Ia juga mengelap cairan yang keluar dari kedua lubang hidungnya lalu mengelap tangannya ke celananya.
'Buset ini anak cakep cakep jorok juga ya' Beby bergidik ngeri melihat cairan bening yang terjeplak di celana Shania.
Setelah mulai tenang, Shania pun mulai membuka suaranya,
"Aku bingung mau mulai dari mana, tapi intinya kemaren itu aku lagi ngejalanin misi Beb. Kalaupun aku nolong kamu, belum tentu akan berdampak baik untuk kita. Semuanya bisa ngerusak semua yang udah aku dan kak Kinal rencanakan dari lama. Dan itu terbukti kan?"
Beby mengerutkan keningnya, "Terbukti? Apa yang terbukti?"
"Menurut kamu, gimana bisa kamu keluar dari sana dengan mudahnya padahal penjagaan disana cukup ketat? Dan kenapa kak Kinal bisa nemuin aku dalam keadaan yang gajauh beda sama keadaan kamu dulu?"
Beby semakin mengerutkan keningnya, sambil menggumamkan kemungkinan kemungkinan yang muncul dalam otaknya. Beby membelalakkan matanya saat menyari sesuatu dan dengan cepat menoleh ke arah Shania.
"Hah? Shan? Jangan bilang kalo-"
"Iya Beb, Aku yang ngebantu kamu dan mereka tau tentang itu."
"Maafin aku Shan, a-ak aku-"
"Gapapa Beb, aku juga salah. Sekarang kamu maukan maafin aku?"
Beby menjulurkan kelingkingnya ke arah Shania dan tersenyum,
"kita baikan?"
"Baikan? Kan kita gaada hubungan apaapa sebelumnya."
Beby tertawa lalu merangkul Shania saat Shania membalikkan kata katanya tadi.
BRAKKKK!!!
DOR!!!
*****
Beby membuka matanya perlahan."Shania?"
"Beby kamu gapapa? Aku panggilin Kinal sama Jeje dulu"
Ve yang saat itu sedang menjaga Beby langsung memanggil Kinal dan Jeje saat melihat Beby sadar. Sedangkan Beby memutar pandangannya ke segala arah berusaha mencari orang yang ia lihat terakhir sebelum ia tidak sadarkan diri. Beby pun akhirnya mencoba bangkit dari tempat tidurnya saat ia tidak menemukan keberadaan Shania.