Setelah mataku sudah terbiasa dengan cahaya yang sangat minim ini aku bisa melihat ada orang berbadan besar yang menggotong seorang perempuan di bahunya. Sepertinya aku mengenal postur perempuan itu, tiba tiba perempuan itu melihat keaarahku,
"JEJEEEEE?!!!"
*****
Jeje..Sekarang apa lagi yang terjadi?! Siapa mereka? Kenapa selalu Jeje?!
Ahh.. aku terlalu banyak berpikir, aku harus segera mengejar mereka. Tapi, kemana mereka pergi? Ah iya, semoga saja Jeje membawa smartphonenya.
Aku berlari menuju apartment ku, ke basement tepatnya sambil mengotak ngatik smartphoneku. Ah ya bagus, Jeje membawanya. Aku tinggal mengikuti kemana GPS membawaku.
Setelah cukup jauh berlari akhirnya aku sampai di samping mobilku. Aku pun langsung memindai sidik jari dan bola mataku agar aku bisa langsung masuk. Ya, mobil ini sudah kami modif, tidak perlu lagi menggunakan kunci seperti mobil pada umumnya.
Setelah berhasil masuk ke dalam mobilku, aku pun segera memacu mobil ini dengan kecepatan tinggi. Aku tidak boleh panik, sehebat apapun aku, jika panik maka aku akan cepat berpulang kepada Sang Pencipta.
Sambil menyetir, aku meraba jok bagian belakangku. Mencari cari alat apa yang bisa kugunakan untuk melawan musuh ku.
TINNNNN..
Sebuah cahaya yang sangat terang semakin mendekat ke arahku, saat aku berhasil menghindar dari cahaya yang menyilaukan itu,
BRAKKK!!!
Ada sesuatu menabrak bagian samping belakang mobilku, karena kecepatan mobilku yang terlampau tinggi, aku pun tidak dapat mengendalikan mobilku.
BRAKKK!!!
Sekali lagi mobil ku ditabrak dari arah samping, yang menyebabkan mobilku berputar lalu menabrak pagar pembatas jalan dan akhirnya jatuh ke sungai.
Penglihatan ku semakin buram, keadaan di sekitar ku semakin gelap. Sepertinya tabrakan tadi menyebabkan benturan yang cukup keras di kepala ku. Kepalaku sakit dan mataku semakin berat, akupun memutuskan untuk memejamkan mataku.
Jeje, maafkan aku...
Jeje!!! Tidak tidak aku harus kuat. Jangan biarkan alam bawah sadarmu menguasaimu Ve, bangun Ve. Bangun. Kamu anak yang kuat. Kamu harus melindungi Jeje.
Perlahan tapi pasti aku mencoba membuka kedua mataku.
Sshhhh..
Perih.. Ah, ternyata air sudah mulai memenuhi setengah bagian mobilku.
Aku harus bisa keluar.
Jeje..
Berulang kali nama itu ku sebut, agar dapat memacu diri ku sendiri agar dapat melampaui batas kemampuan ku.
Perlahan tapi pasti dengan kesadaran yang belum terkumpul sepenuhnya akhirnya aku dapat keluar dari mobil ini dan berenang menuju pinggiran.
Ahh hanya berenang sedikit seperti ini saja bisa menguras habis tenagaku. Bagaimana bisa aku mengalahkan orang orang yg membawa Jeje? Sedangkan badanku saja sudah lemah seperti ini.
Tapi, mau bagaimanapun aku harus tetap menolong Jeje secepatnya. Aku tidak ingin menyesal lagi.
Apa yang terjadi nanti pada diriku, biarlah aku pikirkan nanti. Sekarang, smartphone dan satu pucuk senjata FN Five-seveN aku rasa cukup.
Sepertinya sudah cukup lama aku beristirahat sekarang aku harus mulai berjalan lagi dan kebetulan koordinat posisi Jeje dari tadi tidak berubah berarti mereka sudah sampai. Mungkin, jika dalam kondisi fit akan membutuhkan waktu 30 menit untuk berjalan kesana. Entahlah bagaimana sekarang.
