BAB 4

203K 10.5K 653
                                    

by sirhayani

part of zhkansas


Nama Lengkap : Sandi Ukail Nugraha Syafi

Nama Panggilan : Sandi aja deh, Sayang juga boleh

TTL                  : Di Bumi, tanggal yang tercantum di bulan Oktober tahun apa aja boleh

Alamat           : Di hatinya si dia, Kota Galaksi Bima Sakti

Hobi                  : 1) Ngintipin bidadari-bidadari lagi mandi di sungai, 2) Mencintaimu, 3) Menyayangimu

Cita-cita              : Memilikimu sepenuh hati
Agama           : 99,99 % Islam,  0,01%-nya bersemayam di jiwa preman

Nilai Semester 1 : E

Golongan darah : CD

Jurusan yang dipilih : Jakarta, Surabaya, bolehkah naik dengan percuma?

Pesan Orangtua : Jagain anak saya baik-baik, Bapak guru, Ibu guru. Jangan sampai bandel!!!!

"Kambing!" teriak Eky frustasi. Dia menatap Sandi yang tersenyum polos, tanpa dosa, tanpa tahu apa kesalahannya. "Aduh gue nggak tahu lagi gimana ngadepin lo, bro. Gue nggak mungkin lagi ke TU buat minta kertas Pemilihan Jurusan. Ini satu orang satu."

Menjadi Ketua Kelas di kelas X.9, itulah yang di rasakan Eky. Dia tahu Sandi adalah kawannya, sahabatnya. Tetapi, apa pun itu Sandi lebih banyak bercandanya. Apalagi mengenai kertas yang harus dengan rela dia minta di Bu Ina, staf Tata Usaha yang terkenal killer. Padahal sebenarnya beliau baik, mereka saja yang menilai dari luar.

"Masih ada satu." Sandi mengangkat lembaran kertas hasil foto kopi dari kertas yang di pegang Eky. Eky bernapas lega. "Elo jadi ketua kelas aja ribet. Gimana bisa jadi Ketua ISIS?"

"OSIS!" ralat Eky.

Sandi terkekeh. "Gue bercanda kali bilangnya."

Eky memang ingin mendaftar menjadi calon Ketua OSIS jika kelas XI nanti. Sebenarnya, dia tahu Selvi bercita-cita untuk lanjut SMA di SMA Angkasa. Selain menjadi Ketua OSIS adalah cita-cita Eky sejak SMP, dia juga ingin menjadi orang terpandang suatu saat nanti. Setidaknya bisa menatap Selvi yang sedang mengikuti masa-masa orientasi siswa. Dan Sandi tahu akal Eky itu.

"CD? Celana dalem maksud lo?" tanya Eky sambil tertawa melihat lembaran itu. Golongan darah dengan dua huruf yaitu C dan D. "Bukan AB, ya?"

"Em, maunya sih golongan darahnya S. Tapi, kata dokter golongan darah S nggak ada," kata Sandi dengan raut seolah-olah berpikir. "Ya udah. Nanti aja deh gue isi lembarannya. Gue mau ke kelas orang dulu." Sandi memberikan kertas itu kepada Eky. "Jagain yah, jangan sampai hilang."

"Ke kelas orang atau ke kelas makhluk ciptaan Tuhan yang paling manis?" tanya Eky, matanya berkedip sebelah.

Sandi tersenyum langsung setelah mendengar teriakan Eky itu. "Tau aja lo."

Sandi berjalan di koridor. Sendiri. Komplotannya tidak ikut. Mereka sedang sibuk mengisi lembaran jurusan yang diinginkan untuk pegangan dan sebagai pertimbangan oleh guru-guru yang berada di bagian Bidang Kesiswaan.
Banyak yang memilih Jurusan IPA. Dari tahun ke tahun, kelas IPA selalu banyak peminat sedangkan kelas IPS hanya seperdua dari banyaknya kelas IPA. Tapi, di IPA kebanyakan perempuan, sedangkan di IPS kebanyakan laki-laki. Itulah SMA Angkasa, mungkin sekolah lain juga. Yap, selalu kenyataannya seperti itu. Mungkin karena itulah kenapa rata-rata cowok IPS mendekati cewek IPA.

Sandi's StyleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang