BAB 28

47.6K 3.4K 108
                                    

by sirhayani

part of zhkansas

__

Seperti apa yang dikatakan Nabila, pagi ini dia sudah berada di kamar Safa sambil mendengarkan Safa bercerita tentang kejadian kemarin. Nabila bertopang dagu sambil telungkup, sedangkan Safa duduk bersila.

"Tapi..." Nabila menggantungkan kalimatnya. "Dia nggak bilang I love you. Iya?"

Safa mengangguk. "Gue nggak mikirin itu." Safa lalu tersenyum tipis. "Menurut lo, apa gue juga harus bilang kalau gue suka sama dia?" Safa lalu menggelengkan kepalanya. "Ah, nggak deh. Nggak. Entar gue dikira cewek apa."

"Iya lebih baik lo jangan bilang-bilang gitu. Lo 'kan cewek. Tapi, terserah lo sih."

Dering telepon terdengar. Safa mengambil ponselnya di atas nakas lalu membuka sebuah pesan masuk.

"Dari siapa?" tanya Nabila penasaran. "Sandi ya?" Dia segera duduk dan memajukan kepalanya untuk melihat isi pesan di ponsel itu. Safa dengan cepat menjauhkan ponselnya dari jangkauan Nabila. "Ih, pelit banget sih. Lihat bentar kek."

Safa menghela napas. Kalau berurusan dengan Nabila pasti selalu membuatnya kesal setengah mati. "Sandi ngajakin gue ketemuan di—"

"Di mana?"

"Gue belum ngomong sih lo potong segala. Sandi ngajakin gue ketemuan di lapangan indoor besok. Katanya ada yang pengen dia omong—"

"Masalah apa?"

Safa menatap Nabila dengan kesal. "Mana gue tahu."

"Pasti dia pengen nyatain cinta, cie..." Nabila menyenggol bahu Safa. "Oh iya, gue mikir ya, si Mira itu bener-bener PHO."

Safa turun dari ranjangnya. "Apaan sih, Bil. Jangan ngomongin orang deh. Nggak baik." Dia berjalan menuju meja belajar dan membuka laptopnya yang berada di atas meja.

"Sok alim lo."

"Nah." Safa berdecak. "Gue 'kan cuma ngomong, ih lo itu temen yang paling nyebelin."

Nabila terkekeh. Ia berbaring sambil menatap langit-langit kamar. "Sa?"

"Hem?"

"Udah tahu belum?"

"Apaan?"

Nabila terkekeh pelan. "Kak Ilham nembak gue."

Safa langsung berbalik untuk menatap Nabila. "Lo seriusan? Jangan bercanda ah, Kak Ilham nggak mungkin mau pacaran," kata Safa heran. "Dia sendiri yang bilang."

Safa melihat Nabila tertawa. "Salah, salah. Yang bener itu, gue nembak Kak Ilham."

Safa mendelik. "Seriusan?"

Nabila mengangguk polos. "Dan gue ditolak."

"Ya jelas lah," balas Safa jengkel. Dia kembali sibuk dengan laptopnya. "Lo ngapain sih nembak Kak Ilham? Gue 'kan udah bilang dia nggak mau pacaran. Lo nggak malu ke sini? Kalau lo ke sini sama aja lo bakalan ketemu sama Kak Ilham."

"Sebenarnya nggak ada yang nembak sih. Gue bercanda. Piss.." Nabila nyengir sambil mengangkat jari telunjuk dan jari tengahnya.

Safa berdecak kesal. "Berurusan sama lo bikin gue pusing. Serius!" Dan Nabila hanya tertawa.

μη

"Mau ke mana?"

Pertanyaan itu membuat Mira menghentikan langkahnya. Dia menatap Gilang yang baru saja memelankan suara dari televisi. "Mau ke rumah Sandi."

Sandi's StyleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang