[2] yeahh!! I Back My Home

6.2K 179 0
                                    

Mobil yang ares tumpangi bersama aurel dan papanya sudah tiba di garasi rumahnya. Terlihat di bibir ares yang begitu mengembang melihat suasana rumah ini yang masih seperti dirinya masih kecil. Rumah yang penuh kenangan saat dia masih bersama ibunya. Saat keluarga ini masih adem anyem. Saat papanya yang masih peduli dengan dia. Ares kangen semua itu. Andai waktu bisa di ulang seperti kantong ajaib doraemon. Impossible

"Ohh no!! I miss somuch my home" teriak ares senang dan melepas tas kopernya yang ia tenteng. Papa dan aurel hanya melihatnya senyum sambil menggelengkan kepala.

Prasetya -Papa ares- tahu, kini ares gak suka dengannya. Mungkin ia masih depresi kehilangan ibunya dan ditambah lagi karna prasetya sering menguruskan pekerjaan.

Ares juga mengerti mengapa papanya tega menitipkan ares pada neneknya di london. Ares mengira papanya gak mau mengurus dan memperhatikan dirinya lagi makanya beliau tega memindahkan ares di london bersama omanya yang nantinya akan mengurus dan mengatur hidupnya. Tapi hal itu tak membuat ares berubah, malah dia tumbuh menjadi cowok yang bebas aturan, bebas pergaulan, dan trouble maker- bad boy.

-----next----

Bi irna dan supir pribadi papanya, pak ijo sudah menunggu tuan muda pemilik rumah ini bernama, Ares Alvaro Prasetya. Mereka sangat kangen dengan ares yang kembali ke indonesia, tepatnya Jakarta kota kelahirannya.

"Den ares" panggil bi irna dan pak ijo yang menyambut dengan ramah kedatangan tuan muda yang ia kangeni selama 10 tahun silam. Ares menghampiri bi irna dan pak ijo dengan ekspresi penuh rindu. Ares langsung memeluk mereka dengan happy.

"Ya Allah gusti,,, den ares wis gede toh ndo. Ganteng Masha Allah, ndo" Ares yang mendengar pujian bibinya hanya tersenyum kikuk dan terlihat percaya diri karna sudah beribu kata yang ia dengar dari mulut temannya terutama kaum hawa yang sering memuji dirinya bak pangeran yang turun dari langit. Rasanya memang berlebihan tapi ya itulah Ares Alvaro Prasetya yang sudah ditakdirkan dengan wajah perfectnya dan didukung dengan penampilan sekarang ini yang pasti orang akan mengira dirinya anak gaul atau bahkan menyebutnya bad boy karna penampilan ares yang dihiasi dengan rantai kalung dan anting hitam di telinga kanannya.

"Enggih den, kasih tau pak ijo resep ganteng koyok aden" sahut pak ijo dengan bahasa jawa kentalnya yang gak pernah berubah. Ares Hanya senyum tipis.

"Oiya bi, this is souvenir from london for you. Accepted Please" kata ares yang mengeluarkan sekotak berukuran medium yang mungkin tak tahu apa isinya, yang pasti itu pemberian oleh- oleh dari london.

Actually, bahasa asing dari london masih terbawa dari mulut ares.

"Hatur nuwun den" tangan
Bi irna menerima kotak itu yang tak tahu apa isinya. Kini tangan ares beralih memberikan juga ke pak ijo.

"And this is for you, my bro Ijo" ares menepuk pundak pak ijo sebagai tanda pertemanan mereka. Walaupun pak ijo dan bi irnah hanya pembantu di rumah ini tapi ares tak menganggap seperti itu, ares malah sudah menganggap bi irna ibunya. Dan pak ijo, tameng hidupnya. Kedua pembantu ini sudah menjaga ares saat ares masih bayi.

"Very very thank you agan bro" balas pak ijo yang mengganti khas suaranya kebarat-barat menirukan gaya bahasa ares.

"Ojo neko neko toh jo, sok inggris segala"cerocos bi irna yang mengargumen apa yang diucap pak ijo.

"Yarinn seng penteng iso inggris wae"

Aurel dan ares saling bertatapan pangling melihat kedua pembantunya berdebat. Mungkin ini sercahan rindu di rumahnya yang sudah ditinggalkan selama 10 tahun.

"Sudah!! Irnah tolong kamu antar den ares ke kamarnya sekaligus bawakan koper ini. Ares,, ikut bi irna ke kamar. Malam ini kamu harus full istirahat gak ada alasan buat keluyuran malam" tegas papanya yang langsung dijawab patuh oleh bi irna. "enggeh tuan"

Untukmu Yang Tertulis Di Lauhul MahfudzNyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang