Ia merapatkan tubuhnya dengan tubuhku yang masih terkulai lemas akibat orgasme tadi. "Kau harus memanggilku dengan sebutan itu saat kita bercinta, get it?" Aku hanya mengangguk takut mendengar bisikannya yang membuat bulu kuduk ku berdiri. Jujur, dari sekian banyak lelaki yang sudah meniduriku, hanya dia yang menutupi kinky nya sebelum aku menyebutkannya.
Ia membelai rambutku lalu mencium keningku, hidungku, dan melahap bibirku dengan halus. Aku suka dengan rasa bibirnya, berasa seperti lemon mint. Aku membalas ciumannya mengingat posisiku sebagai jalang yang ia beli, bukan Barbara dengan harga diri yang tinggi.
Ciumannya turun menuju leherku dan ia menemukan titik lemahku yang membuat desahanku kembali keluar. Tangan Zayn tidak diam tentunya, tangan kirinya meremas dada kananku dan satunya lagi bermain-main di vaginaku yang sudah kelewat basah.
"Ah!"
Ia memasukan tiga jarinya sekaligus kedalamku tanpa aba-aba. Gerakannya tetap dalam tempo yang normal, tetapi terkadang juga semakin cepat. Ibu jarinya memutar-mutar di sekitaran klitorisku yang membuat aku melengkungkan tubuhku ke atas. Ia mengganti ketiga jarinya dengan bibir dan lidahnya yang membuat aku semakin gila. Ia memaju-mundurkan lidahnya di dalam liangku dengan sangat cepat. Aku hanya bisa mengerang dan meremas spreiku sembari menikmati permainannya.
Saat aku hampir saja mencapai orgasme ku yang ke tiga, ada yang membuka pintu kamarku. Harry. Sialan, Zayn malah menghentikan kegiatannya.
"Oh sorry guys, aku tidak bermaksud mengganggu kalian tapi aku membutuhkan Zayn sekarang." Ucapnya di bibir pintu sembari mengangkat tangannya ke udara. "Ada apa, bajingan?" Tanya Zayn dengan nada yang sangat dingin dan menyeramkan. Harry hanya menjawabnya dengan bahasa isyarat yang tidak kumengerti.
"I'm sorry, kitten. Kita akan melanjutkannya lain waktu, selamat malam." Ia mengecup bibirku sekilas lalu mencubit putingku nakal, sialan. "Daddy.." Rengekku pelan. Bukan manja atau apa, tapi bayangkan ini menggantung?! Aku baru saja hampir mencapai klimaks.
"Tidurlah sudah malam, good night."
-
Mau tidak mau aku menyentuh diriku sendiri jika sudah begini. Aku memainkan jariku di klitorisku dan sesekali menusukkannya kedalam liangku. Aku membayangkan Niall, mantan kekasihku, sedang menyentuhku sekarang. Aku mengingat-ngingat suara desahannya yang membuatku semakin gila.
Tangan kiriku memelintir putingku sendiri yang membuat putingku semakin menegang sekarang. Aku memutar tubuhku menjadi menungging lalu memasukan vibrator yang menyala ke duburku. Demi apapun yang di pikiranku sekarang hanyalah Niall. Aku membayangkan ia semua yang melakukan ini padaku.
"Niall ah.."
"Siapa Niall?"
Aku membalik tubuhku dan melihat Zayn sedang menatapku dengan tajam. "Di-dia.." Ucapanku menggantung takut melihatnya dengan tatapan seperti itu. Ia menghampiriku lalu duduk di ujunf kasurku. "Ku tanya sekali lagi, siapa Niall?" Aku hanya diam membeku dan hawa disini berubah menjadi dingin.
Ia mendekatiku lalu mencium bibirku halus, rasanya seperti rokok sekarang. "Kau merokok?" Tanyaku pelan tapi pasti. "Ya, siapa Niall sayang?" Ia menatapku lekat-lekat yang membuatku tidak berdaya sekarang. "Mantan kekasihku." Ucapku tanpa sadar.
"Jadi kau tidak membayangiku saat kau menyentuh dirimu sendiri, huh?"
Suara beratnya membuat suasana disini semakin mencekam, entah mengapa. Aku hanya menggeleng pelan menjawab pertanyaannya.
"Sial! Kau harus membayangiku! Kau milikku bukan dia! Aku sudah membayarmu-"
Aku mencium bibirnya terlebih dahulu agar berhenti meledak-ledak seperti orang gila. Jujur sebenarnya aku takut menciumnya seperti ini, jangankan menciumnya, menatapnya pun aku takut. "Calm down, daddy. Aku milikmu sekarang." Bisikku di tengah ciuman kami. Otot-otot di sekitar rahangnya sudah tidak terlihat begitu menegang saat aku membisikan kalimat itu sembari mengelusnya pelan. Dia benar-benar seorang daddy kink.
-
Udah fast update belom hehe? Gue susah banget dapet ide belakangan ini jadi maap kalau ga ngena ya, gue bukan penulis handal.
Leave vomments ya! Thankyou :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Harlot | z.m
FanfictionBerawal dari kehancuran keluarganya hingga menjadi pria berdarah dingin yang haus akan seks dan menyiksa, itu lah yang dialami oleh Zayn. Barbara yang menjadi jalang sekaligus kekasihnya itu akan menyadari apa yang di lakukannya itu salah. Barbara...