t w e l v e

7.6K 376 29
                                    

Kangen sama smut ga? Next chapt aja ya, gue lagi mood nulis romance.

"Kau sudah mengalaminya, Zayn."

Jantungku berdebar dua kali lebih cepat saat kalimat itu keluar begitu saja dari mulutku. Aku benar-benar tidak sengaja melontarkan kalimat itu. Tapi tunggu, ia tidak merespon apapun?

"Zayn...?"

Syukurlah ia sudah tertidur, semoga saja ia tidak mendengarkan ucapan bodohku itu. Aku membetulkan posisi kepalanya ke bantal agar ia lebih nyaman. Saat aku mencoba melepaskan pelukannya ia malah semakin mengeratkan pelukannya, he's so cute. Aku membalik posisiku dalam pelukannya menjadi menghadap wajahnya.

"Jika kau benar-benar mencintaiku, aku akan berusaha semampuku untuk mencintaimu juga. Aku akan membuktikan padamu bahwa cinta itu nyata. Aku berjanji tidak akan meninggalkanmu, kau hanya seorang lelaki rapuh yang menutupi kerapuhannya dengan sikap sok bajingan, tapi aku menyukainya."

Aku membelai wajah Zayn serta merapihkan rambutnya perlahan, ia sangat manis saat sedang tidur. Sesekali aku melihat bibirnya berkedut tersenyum, mungkin ia sedang mimpi indah.

-

Aku mengamati wajah tampan tanpa kulewatkan seinci pun dari tatapanku. Wajahnya tersenyum damai tanpa beban, aku menyukai momen ini. Aku menusuk-nusuk pipinya dengan jari-jariku untuk membangunkannya.

"Cium aku jika ingin membangunkanku."

Suara serak khas nya membuat pipiku merona dalam hitungan detik. Aku terus menusuki pipi Zayn tanpa menggubris ucapannya. "Uh kau membuatku gemas." Ucapnya lalu mencium bibirku lebih dulu, hanya sekedar mengecupnya saja.

"Mengapa memperhatikanku seperti itu?"

Aku hanya diam menatap dan memperhatikan setiap gerakan yang ia lakukan. "Mengapa kau tidak menanggapi ucapanku, Barbara?" Aku tetap diam dalam pikiranku. Aku membayangkan aku dan Zayn sedang bercinta dengan panasnya di ranjang tanpa pengganggu sedikit pun. Aku membayangkan ia menyatakan kata 'cinta' untukku. Aku-

Zayn melumat bibirku dengan lembut dan perlahan. Ia memindahkan posisinya menjadi diatasku. Lidahnya memaksa masuk kedalam mulutku dan bertemu dengan lidahku. Aku sedikit tersentak saat ia menggigit bibir bawahku dan menarik rambutku ke belakang. Lidahnya mengabsen gigiku satu per satu tanpa terlewatkan, mungkin aku akan menyikat gigiku dengan lidahnya.

Ciuman kami berubah menjadi sangat liar dan agresif. Ia melumat bibir atasku, lidah, dan bibir bawah secara bergantian. Aku mengalungkan tanganku di lehernya agar ia tidak menjauh dari bibirku. Mata hazel nya membuatku tidak berdaya dibawahnya.

Dengan cepat aku membalik tubuhku menjadi di atasnya yang membuat ranjangku berdecit pelan. "Daddy, i want you so much." Bisikku dengan nada menggoda. Ia menjilat lidahnya perlahan saat aku menurunkan posisi dudukku menjadi tepat di atas miliknya.

"Do it, honey."

Aku memaju-mundurkan tubuhku dan merasakan sensasi tersendiri saat vaginaku yang masih tertutup dalaman bergesekan dengan tonjolan yang sudah mengeras dibalik celana jeans Zayn. Ia berusaha menggapai tubuhku, tapi aku mendorongnya agar kembali ke posisi semula. Tak memperdulikan umpatannya, aku menekan-nekan batangnya dari luar yang membuat ia mengerang kecil.

Aku mengeluarkannya dari celana Zayn, lalu menciumnya dari bawah keatas. Aku melumat dickhead-nya yang sudah membengkak dan memerah tidak sabar. Tanganku tidak tinggal diam, jari-jari kecilku memainkan balls milik Zayn, dan yang satu lagi menahan dada Zayn agar tidak bangun dari posisinya.

Perlahan tapi pasti, aku memasukan milik Zayn pada liangku dengan posisi aku duduk diatasnya. Aku masih memegang kontrol di atasnya, persentan dengan pemberontakan yang ia lakukan. Aku menggenjot nya dengan tempo normal dibantu dengan Zayn yang menaik-turunkan pinggulnya.

"Ah!"

Aku kembali mendorong tubuhnya saat ia ingin membalik posisi kami. "Ngghh Barbara, stop do that." Aku tidak menggubrisnya melainkan menaikan tempoku dengan cepat dan menimbulkan rasa perih dicampur nikmat.

"Barbara, lukamu ah belum sembuh fuck."

Aku terdiam sesaat mengingat lukaku dan kejadian terakhir, tapi detik kemudian Zayn membalik posisinya lalu menusukan batangnya semakin dalam. Hentakan demi hentakan ia hujamkan di vaginaku. Bibir kami saling bertautan penuh kenikmatam.

Ia melakukannya dengan sangat cepat dan kasar, itu membuatku sangat sakit. Saat aku ingin berteriak ia membungkam mulutku dengan bibirnya yang seperti ganja. Aku hanya bisa terdiam menikmati apa yang Zayn lakukan dan tak kusangka airmataku jatuh dan membuatnya memberhentikan kegiatan kami.

"Astaga, maaf aku lupa."

Aku tersenyum paksa lalu menggeleng pasrah. "Tak apa, lanjutkan saja." Ia menatapku khawatir dan dengan sigap aku menciumnya lebih dulu. Ia kembali memasukan penisnya ke dalam liangku secara perlahan. Zayn kembali memaju-mundurkan miliknya dengan tempo perlahan tapi sangat nikmat. "Let's talk." Ajaknya yang membuatku membuka mataku dan itu membuat air mataku kembali terjatuh.

"Hey, jika kau ingin berhenti, aku akan hentikan."

Aku kembali menggeleng lalu menggerakan pinggulku secepat yang kubisa. "Ah fuck! Shit Barb, kau bisa-ah!" Ia menjambak rambutku dan tangannya mencengkram leherku.

--

Sudah dulu yak kemaleman,

Gaada smutnya kan? Romance doang kan? Udah gue bilang part ini garing banget.

Kambuh tuh penyakit jen

Oiya maap gue nulis sekenanya, gadapet feel? Maap gue juga baru inget harus apdet malem ini yak? Udah janji duh.

Untung diingetin sama salah satu reader kesayangan gue harrybuns yang aktif selalu, eh. Ya pokoknya makasih juga buat readers kesayangan uee yang setia sama cerita ini dari 0-2k viewers ini.

Gue tau kalian digantung sama gue, besok gue lepasin deh gantungannya, klau gue inget hehe.

So.. Vomments guys! Love ya!

Harlot | z.mTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang