f o u r t y f o u r

5.4K 264 41
                                    

Who missed Zarbara moments?

Zayn membantuku mengambil air di sungai dan membawanya kembali ke perkemahan. Tenagaku cukup terkuras banyak akibat kegiatan tambahan tadi, persetan dengan yang lalu.

"Kalian dari mana saja? Mengambil air saja lama sekali."

Aku menatap Louis tajam dan ia hanya menyengir kuda andalannya. "Kami tadi ber–"

"Sungainya sangat jauh, jadi kau tidak perlu protes." Ucapku sembari menunjukan jari telunjukku di hadapan wajahnya. "Oke... Tapi jika memang sejauh itu, buktinya aku sudah kembali lagi lebih awal dari pada kalian." Louis menatapku dan Zayn dengan tatapan jahil.

"Ugh, ya ya kau sudah tahu jawabannya. Jadi diam dan urusi urusanmu, jangan lupa beri makan Mitchi-ku."

"Omong-omong dimana Gigi?" Lanjutku.

Louis menggidikan bahunya acuh lalu kembali ke dalam tendanya. Aku di tarik oleh Zayn ke dalam tenda yang sudah tersusun rapih di dalamnya, dan ada Mitchi yang sedang tertidur di kandangnya. "Kau lelah? Kemari." Zayn berbaring lalu menepuk dadanya menyuruhku untuk tertidur di atasnya.

Aku menyandarkan kepalaku di dadanya sembari menggerakan jari-jariku di atasnya. Tangan Zayn memainkan rambutku dan mengelusnya lembut. "Terimakasih." Gumamnya yang lebih terdengar seperti berbisik. "Untuk apa?" Sahutku sembari memejamkan mataku.

"Semua. Semua yang sudah kau lakukan untukku."

Aku merengkuh tubuhnya lebih dalam lagi dan menghirup aroma tubuhnya dalam-dalam, aku merindukan saat seperti ini. "Aku mencintaimu." Bisikku. Zayn menarik tubuhku ke dalam dekapannya dan memeluku sangat erat. "Jangan tinggalkan aku, berjanji lah."

"Ya, aku berjanji. Dan kau juga."

"Ya, tentu."

Kami terdiam dalam hening, hanya terdengar suara dengkuran yang berasal dari Mitchi. "Tadi aku mengeluarkannya di dalam." Suaranya memecahkan keheningan. "Ya, aku tahu." Balasku sembari memainkan jambulnya. "Aku tidak percaya hubungan kita akan sejauh ini." Ia terkekeh sembari mengecup bibirku singkat.

Suara Mitchi menginterupsi ketenangan antara ku dan Zayn, tapi ia bukan perusak suasana. "Hey... Kau sudah bangun rupanya, kemari." Ucapku sembari membuka kandangnya dan membawanya ke pangkuanku. "Aku kira kau tidak akan mengabulkan permintaanku yang satu ini." Zayn hanya menatapku dalam senyuman indahnya.

"Aku hanya ingin melihatmu senang di hari ulang tahunmu, itu saja."

Aku memajukan bibirku dan menekuk wajahku dengan ekspresi yang dibuat-buat. "Jadi kau terpaksa mengadopsinya?" Zayn langsung terbangun dari tidurnya lalu menggeleng cepat. "Tidak, bukan itu maksudku. Aku–aku bahkan sudah menganggapnya seperti anak kita, percayalah." Ucapnya meyakinkanku, astaga ia sangat berlebihan.

"Berikan padaku."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Harlot | z.mTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang