XVIII

692 65 2
                                    

"Ayah lu balik jam berapa?" tanyaku ketika aku dan regan sudah sampe di rumahnya.

"ya sekitar jam 7 jam 8 lah" jawab regan sambil berjalan menuju kamarnya.

"Oh" balasku sambil terus mengekorinya. "eh gue mau ikut ke wc lu dong" lanjutku.

"WC kamar gue aja" katanya sambil membuka kamarnya. "Gue mau ke bawah dulu, kalo lu nyari gue ditaman" katanya sambil mengambil kaos htam dari lemarinya.

"Oke" kataku mengacungkan jempol yang di balas anggukan oleh regan.

Kalo di pikir-pikir lucu sih, dulu aku sama dia kaya apaan tau kalo ketemu gapernah akur. Eh malah sekarang aku diajak makan bareng ayahnya.  hubungan aku sama dia udah membaik. Ah tapi yaudahlah lebih baik kaya gini kan dari pada berantem mulu?

Selesai berganti pakaian aku langsung menyusul regan yang katanya ada di taman. Benar saja dia lagi duduk di gajebo tamannya yang menghadap ke arah kolam renang yang lumayan besar. 

"Hey, ngelamun aja lo" kataku duduk disampingnya.

"ah kaga biasa aja gua mah, emang gue elo ngelamun mulu" katanya sambil membenarkan posisi duduknya.

Ada jeda beberapa saat sebelum aku mengobrol banyak hal sama dia, ternyata dia orangnya asik juga. Selain kebiasaannya yang suka ngomong blak-blakan dan ketus ternyata dia orangnya jujur dan enak di ajak curhat juga. Dan satu lagi, Dia ternyata bawelnya minta ampun. Serius deh.

"Gue mah iya iya aja kan ya daripada dapet masalah besar, ogah gua. Kasian bokap" cerososnya ketika aku bertanya mengapa dia selalu menuruti Hukuman bu ajeng padahal dia gasalah.

"Tapi kan kalo lu salah ngapain lu nurutin? jadi kesannya kan lu itu trouble makernya sma kita" kataku.

"Yahlu mah telat." katanya sambil menyandarkan punggungnya dikursi. "Gua kan di Sekolah itu dari SMP dan sekarang SMA gue kesana. Gue udah punya track record paling buruk di sekolah itu, percuma kalo gue berbuat baik. Semua guru, bahkan temen. Kaga ada tuh yang percaya sama gue" katanya sambil memejamkan mata.

"Gue percaya sama lu" cetusku. Yang dihadiahi tatapan bingung oleh regan.

"HAHAHAHAHA" regan tiba-tiba tertawa, aku menatapnya dengan tatapan bingung. "Lo lucu deh" katanya sambil ngeliatin aku.

"lah dari lahir" candaku.

"Kenapa lu bisa percaya sama gue? padahal at least gue sama lo kenalnya belom nyampe 1 taun? temen-temen gue aja yang udah temenan bertahun-tahun gaada tuh yang percaya sama gue yaaa bayu sama hendra pengecualian" katanya.

"ya gatau, feeling gue sih gitu." kataku.

"Gitu gimana?" tanyanya.

"ya gitu, pokoknya. Feeling gue sih lu sebenernya orang baik tapi ya karena satu dan lain hal lo jadi ga terkendali kaya sekarang" kataku pelan.

"gimana" regan mendekatkan kepalanya ke kepalaku "kalo gue itu sebenernya orang jahat" lanjutnya sambil terus memojokkan aku.

Deg. Ada getaran yang terasa di dalam jantungku ketika tangan regan memegang lenganku lembut.

"apaan sih lo, modus" kataku mendorong regan. Sebenarnya sih untuk menyembunyikan rasa gugupku, supaya regan gak tau kalau sebenarnya aku gugup.

"Hahaha, jadi sekarang kita temen nih?" katanya sambil ngeliat aku dengan senyum khasnya.

"dari dulu juga lo kan temen gue, lo aja yang gamau anggap gue temen lo" kataku sambil melengkungkan bibir bawahku.

"iya deh gue yang salah, maaf ya" katanya.

I Adore YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang