XXXVII

592 60 7
                                    

"Pagi" sapa ayah ketika aku, regan, rama, dan rasya duduk di meja makan.

"Pagi yah" "Pagi" Rama dan rasya membalas sapaan ayah dengan senyum diwajahnya. Sedangkan aku dan regan? 
entahlah sejak kejadian regan membentakku gara-gara cewe bermuka banyak itu aku dan dia makin menjauh, bahkan aku seperti tidak mengenal regan. Dia bukan regan.

"Ini anak cewe ayah ko diem aja sih? kenapa?" kata ayah membuyarkan lamunanku

"Eh? engga ko yah. Oh iya, hari ini aku ada janji sama neta mau main ke pantai. Boleh kan?" kataku mengalihkan pembicaraan.

"Berdua doang?" tanya mommy.

"Kayaknya sih iya, tapi gatau deh. Nanti aku bilang dulu sama netanya" kataku sambil menggigit sandwich yang sudah mommy sediakan.

"Kalo di temenin Rama, Regan, Rasya kamu keberatan ga?" tanya ayah yang membuat aku tersedak makananku sendiri.

"Yaampun, kalo makan hati-hati dong sayang" kata mommy memberikan segelas air mineral ke arahku.

"Thanks" kataku tersenyum ke mommy. "Amy ayo aja yah, tapi kalo merekanya keberatan gimana?" kataku tak acuh.

"engga kok, lagian rasya juga sumpek di rumah mulu. Kali-kali pantai boleh kali" Kata rasya sambil menyenggol lengan rama dan regan secara bergiliran "Ayo lah bang" lanjutnya.

"Yaudah iya gue ikut. Lu gan?" tanya rama ke regan.

Ga, Regan gabakal ikut.

"yaudah" kata regan dengan nada datar seperti biasa.

Oh Shit. Kenapa harus pada ikut sih.

"Cika ikut cika ikut" kata cika bersemangat. 

"Cika disini aja ya sama ayah, sama mommy. Nanti kita main ke mall deh mau?" kata ayah merayu cika.

"Ke mall? beli boneka baru dong yah?" tanya cika dengan muka bahagia. Yang dibalas anggukan oleh ayah "Yeay! Cika ikut ayah sama mommy aja" lanjut cika tersenyum ke arah kami semua.

Benar kata orang, tersenyum itu menular. buktinya gara-gara aku melihat cika tersenyum aku dan yang lainnya pun ikut tersenyum senang.

-----

"Lo udah bilang netanya belom my?" tanya rama ketika kita bertiga--Aku, Regan, Rasya. berada dalam mobil berencana untuk pergi ke pantai.

"Gue ga jadi kepantainya. Turunin aja di depan" Kataku ketus.

Tiba-tiba rama mengerem mendadak mengakibatkan badanku terlempar kedepan kalau saja aku tidak menggunakan seatbelt. 

"Lo apa-apaan sih. Mau bikin gue buta lagi?!" tanyaku kasar sambil membuka seatbelt. "Buka pintunya" perintahku kesal.

"Lo kenapa sih my. Gue kan udah minta maaf soal itu. Waktu itu gue....."

"Iya udah gue maafin, cepet ah buka pintunya" entah kenapa hari itu emosiku benar-benar sedang tidak karuan dan bawaannya itu mau marah-marah terus.

"Bukain aja kali ram, jangan cegah dia. Nanti dia malah kesenangan merasa ada yang peduli" Kata regan dengan nada dinginnya.

Aku menatap regan dengan tatapan kesal sekaligus kecewa karena mendengar perkataan regan yang benar-benar bikin aku sakit hati. 

"Denger? Buka!" bentakku kesal. Tidak terasa ada sebutir air mata yang jatuh di pipiku, sebelum yang lain melihatnya aku buru-buru menghapus air mata itu dengan punggung tanganku kasar. "Cepet" kataku lagi.

Rama dan Rasya menatapku dengan tatapan bingung, beda dengan regan yang menatapku dengan tatapan tidak sukanya. Akhirnya setelah beradu mulut dengan rama pintu mobil akhirnya dibuka juga dan aku segera keluar dan memberhentikan taxi yang lewat dan menuju tempat yang tidak seseorang pun tahu. 

I Adore YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang