New FBI sudah selesai dengan penampilannya. Mereka tengah mengistirahatkan diri di backstage. Kini boyband baru itu sudah mendapatkan ruangan sendiri.
"Dek, lo gila ya senyumin Sinka nya gitu banget?"
"Lah? Mang ngapa? Salah emang gw senyumin fans ogut?"
"Gak salah, sih. Cuman-"
"Kak Ghaida cemburu, ya? Soalnya gak dapet senyuman kaya gitu dari mantannya." Potong Beby yang tengah mengganti pakaiannya.
Ghaida terlihat panik, "ma-mantan?" Tanyanya gugup.
"Iya, itu loh si ibu produser. Kak Ghaida ngeliatinnya gitu banget."
"Ohh, yang kecil mungil putih kek boneka santet itu, ya? Ohh, itu mantan lu, Kak?"
"Gak. Bukan Dedong. Ngawur emang ini si Beby. Dia itu senior gw di kampus, Dek. Terus gw juga kan pernah kerja disini bareng dia. Gitu."
Beby dan Nabilah hanya ber-oh-ria.
"Yaudah, kalau gitu. Ogut mau keluar dulu."
Ghaida menahan tangan Nabilah, "mau kemana?"
"Nemuin Sinka."
"Sebagai Ilo? Lo gak lupa kan Dek yang ketemu sama Sinka waktu itu Nabilah bukan Ilo."
Mendengar Nabilah akan bertemu Sinka, Beby mendekat pada keduanya. "Wah, Nabilah mau ketemu Sinka? Ajak-ajak dong, Nab. Kenalin." Ucap Beby.
"Gak! Tujuan lo bahaya."
Nabilah menoyor kepala Beby lalu memandangi dirinya di cermin. Dan barulah ia sadar ia masih menjadi Nabilo dengan kostum New FBI lengkap yang belum dilepasnya.
"Hehehe. Lupa ogut belum ganti baju. Misi jenong." Nabilah mengambil tasnya lalu mengganti pakaiannya.
"Lu gak mau nemuin dulu si ibu produser, Kak?"
"Buat?"
"Ya, katanya lu mau nemuin dia kalau tampil disini."
"Gw takut."
"Dih. Gaya macho takutnya sama cewek mungil."
"Yee, dia galak, Beb."
Beby yang sudah selesai berganti pakaian itu menoleh, "temuin aja sebagai Farish kalau takut."
Ghaida tampak berpikir sejenak, lalu tersenyum.
"Bener juga. Cemerlang emang lo."
"Beby gitu, loh."
Ghaida pun langsung cabut mencari sang ibu produser. Tidak sulit untuk mencari gadis itu. Karena Ghaida sudah tahu kebiasaan Melody. Saat Q-Box sedang break seperti ini, pasti gadis itu pergi ke rooftop gedung ATS untuk mencari udara segar. Menghilangkan penat dari rutinitas pekerjaannya. Dan benar saja.
Helaan nafas berat keluar dari bibir mungil Melody. Ghaida melangkahkan kakinya pelan. Agak ragu, akhirnya Ghaida menepuk pundak Melody. Melody membalikkan tubuhnya dan cukup kaget keberadaan Ghaida disana.
"Astaga yarabb." Melody mengusap dadanya. "Farish? Kok ada disini?"
"Yah, diusir, nih?"
"Eh, gak gitu. Bukannya kamu sama temen-temen kamu ada acara lagi?"
"Iya, tapi masih nanti, kok." Melody hanya mengangguk lalu kembali melihat pemandangan di bawah sana. "Farish ganggu, ya?"
"Gak kok. Cuma ngagetin aja tadi."
"Ehehe. Maaf ya, Bu. Tadi cuma mau mastiin kalau yang berdiri disini beneran orang bukan kuntilanak."
"Enak aja aku dibilang kuntilanak! Dan aku bukan ibu-ibu!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Ikemen Idol (JKT48 Version)
FanfictionBagaimana jika 3 orang gadis remaja tidak lolos saat audisi JKT48 dan justru malah mendapatkan tawaran sebagai boyband? Ff adaptasi dari drama berjudul sama yang diperankan oleh 3 member AKB48 yang tergabung dalam sub-unit No3b/No Sleeves