Peluh keringat mengalir deras dari tubuh ketiga gadis yang kini tengah latihan bersama. Mereka berusaha bersikap biasa saja walau ancaman menghinggapi pikiran mereka. Dan sesungguhnya itu berpengaruh pada tarian mereka.
"Nabilah lebih semangat lagi, dong! Ghaida lebih ke kanan! Beby kamu terlalu cepat!" Teriak pelatih tari mereka.
Ketiga gadis yang disebut namanya itu langsung memperbaiki tarian mereka.
"Baiklah. Berhenti. Latihan hari ini cukup sampai disini."
Ketiganya pun berhenti dan berjalan dengan gontai ke sudut ruangan. Mengambil handuk dan botol mereka masing-masing.
Tiba-tiba, handphone Nabilah berdering. Nabilah tersenyum saat melihat layar handphone nya.
"Sinka."
~~~
Di sebuah taman, terlihat gadis imut duduk seorang diri di sebuah bangku kayu. Ia duduk sambil memakan sebuah es krim.
Tiba-tiba, seseorang mengagetkannya dari belakang, membuat ia kaget. Es krim yang dipegangnya pun mengenai hidungnya.
"Sendirian aja. Wakakak." Ucap gadis yang mengagetkan dengan girang.
Gadis yang memegang itu menatap temannya sambil manyun, "hwee, Nabilah! Idung Sinka kena es krim, nih!"
"Waduh. Maaf, Sin."
Nabilah mencolek bekas es krim di hidung Sinka lalu menjilat jarinya tersebut sebelum duduk di sebelah Sinka. Dan itu membuat Sinka tercengang. Tak percaya.
"Kenapa?" Sinka hanya menggeleng. "Oh iya, kenapa nelepon Nabilah?"
"Eh itu... emm.... Sinka mau curhat sama Ilo. Beberapa hari sebelum pers conference Ilo nemuin Sinka di ATS dan bilang semua yang terjadi sama dia dan Gaby itu salah paham." Nabilah tidak merespon. "Dan kemaren dia follback Sinka. Aku seneng sekaligus takut."
"Takut kenapa?"
"Takut Ilo dituduh macem-macem lagi sama media."
"Gak akan kok. Sinka tenang aja."
"Aku gak bisa tenang Nabilah. Kakakku gak suka sama Ilo. Tapi, aku menyukainya sangat. Bolehkah aku berharap Ilo sebenarnya memiliki perasaan yang sama?"
Nabilah kembali terdiam. Haruskah ia mengaku pada Sinka bahwa ia adalah Nabilo? Tapi, bagaimana jika ia mendapatkan respon yang buruk seperti yang diterima Ghaida dan Beby?
"Sin, gimana sebenernya kalau sosok asli Ilo itu... berbeda dari yang kamu tahu?"
"Maksudnya? Dia sifatnya jelek?"
"Gak gitu. Maksudnya..."
"Nabilah!" Teriak seseorang memotong obrolan Nabilah dan Sinka.
Keduanya pun menoleh dan mendapati Nobi berlari ke arah mereka. Nobi langsung menarik tangan Nabilah.
"Kita harus pergi dari sini."
"Hah? Kenapa?"
Nobi tidak menjawab. Hanya memberikan kode dari lirikan matanya. Dan itu membuat Nabilah bingung.
"Apaan, sih, Kak? Lirik-lirik?"
"Arah jam dua!"
"Hah? Ada apaan di arah jam-" Nabilah menelan ludahnya. Ucapannya terputus karena ia melihat orang-orang yang mencarinya berjalan ke arahnya. "Sinka. Nabilah pamit dulu. Maaf."
Belum sempat Sinka berbicara, Nabilah dan Nobi langsung berjalan meninggalkan Sinka. Sinka hanya menghela nafasnya.
Nabilah kembali ke asrama dengan wajah ditekuk. Ia langsung membanting tubuhnya ke atas sofa di ruang TV dengan kasar. Itu membuat Beby dan Ghaida saling pandang dan heran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ikemen Idol (JKT48 Version)
FanfictionBagaimana jika 3 orang gadis remaja tidak lolos saat audisi JKT48 dan justru malah mendapatkan tawaran sebagai boyband? Ff adaptasi dari drama berjudul sama yang diperankan oleh 3 member AKB48 yang tergabung dalam sub-unit No3b/No Sleeves