8th - Man in Black

1.8K 176 21
                                    

"Hwahahahaha!!"

Tawa terbahak-bahak begitu terdengar di mobil yang membawa ketiga personil New FBI. Tentu saja tawa itu keluar dari mulut Ghaida dan Nabilah. Seperti biasa Shani dan Nobi hanya menggelengkan kepala. Sementara Beby? Bingung tentunya.

"Kenapa sih pada ketawa gitu?"

"Beb, Beb. Lo tuh polos atau bego, sih?" Tanya Nabilah.

Beby menaikkan salah satu alisnya, "hah? Kenapa emang?"

"Emang lo tadi gak sadar apa yang lo ucapin? Lo itu udah nembak si Shania secara gak langsung."

"Hah? APA? NEMBAK SHANIA??"

Nabilah menepok jidatnya sendiri, "bahkan dia gak sadar."

Beby hanya menggigit bibir bawahnya. Berharap ucapannya kali ini tidak mendapatkan omelan dari Indra Bekti.

Sementara itu suasana di mobil yang mengangkut tiga member JKT48 berbanding terbalik. Hening. Gracia bahkan Jeje tak berani menyinggung soal penembakan tak sengaja seorang Boby New FBI pada Shania. Mereka membiarkan itu berlalu dan tak ingin membesarkannya. Berusaha lupa. Walau mungkin Shania tak akan bisa melupakannya dengan mudah.

~~~

Dan sekarang Beby sudah berada di ruangan Indra Bekti. Ditemani Ghaida dan Nabilah yang duduk di belakangnya. Dihadapannya, Indra Bekti duduk sambil memainkan handphonenya. Memutar berulang-ulang rekaman saat Beby menyatakan cintanya pada Shania.

"...seperti Boby menyukainya dan JKT48."

Kalimat itu terus berputar. Berulang kali mengisi keheningan ruangan kerja Indra Bekti. Membuat Nabilah tak kuasa menahan gelak tawanya. Untungnya Ghaida disana mengingatkannya..

Wajah Beby memerah. Malu? Mungkin. Jujur dia tak tahu bahwa kalimatnya terdengar seperti pernyataan cinta. Beby hanya mengatakan apa adanya isi kepalanya.

"Beby, Beby. Ternyata kamu lugu banget. Hahaha."

"Ma-maaf, Om. Maaf. Beby gak sengaja. Kalau Om Indra mau marah, Beby terima. Tapi, bener sumpah itu Beby gak maksud nembak Shania, kok."

Indra terdiam lalu tertawa terbahak-bahak. "Siapa yang mau marah, hahaha. Saya malah gemes dan kagum sama keberanian kamu nembak Shania di radio didengarkan penikmat radio di seluruh Indonesia. Luar biasa." Indra bertepuk tangan sebagai penutup kalimatnya.

"Ih, Beby gak nembak Shania!"

"Nembak juga gak apa, kok. Saya gak masalah kalian pacaran."

"Aduhhh." Beby hanya menundukan kepalanya lemas.

Indra pun bangkit dari duduknya dan berdiri menghampiri Beby.

"Loh? Kenapa Beby? Seandainya kamu dan Shania dekat. Gosip ini akan mendongkrak popularitasmu, loh."

Beby hanya menghela nafasnya pelan.

"Hahaha. Sepertinya kau tidak menyukainya. Om paham. Karena yang kamu inginkan orang-orang mengenal kalian sebagai idola itu karena prestasi, kan?"

Beby mengangguk pelan.

"Kalau memang begitu, Om punya nasehat untuk kalian bertiga terutama Beby karena ini sudah kedua kalinya."

Indra berhenti sejenak dan mengambil nafasnya dalam.

"Belajarlah untuk memikirkan apa yang ingin kamu ucapkan terlebih dahulu. Karena mulut yang merupakan senjata kalian itu adalah benda tajam bermata dua. Membantu karier kalian tapi juga bisa menghancurkan karier kalian. Aku tidak ingin kalian hancur hanya karena omongan seperti artis-artis diluar sana. Mengerti?"

Ikemen Idol (JKT48 Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang