12th - The Truth

1.6K 175 19
                                    

'Nabilah diculik.'

Beby pun langsung pamit pada Shania setelah mengusap lembut puncuk kepala Shania. Memberikan kehangatan pada gadis itu.

Sementara itu Ghaida yang wajahnya memucat setelah menerima telepon Shani itu membuat Melody penasaran. Entah karena dorongan apa, Melody mengangkat tangannya dan mengusap pipi Ghaida. Lembut. Ghaida nyaris terbawa suasana seandainya saja tak ada seseorang yang membuka pintu rooftop. Maul. Melody pun langsung menjauhkan tangannya.

"Eh, Farish?"

"Farish permisi."

Maul langsung berbisik saat Ghaida disampingnya, "soal SD Card-"

"Gak sekarang, Bang." Potong Ghaida lalu pergi dari sana sambil berlari.

Maul menatap Melody, Melody hanya mengangkat bahunya tanda tak tahu.

Ghaida dan Beby langsung menemui Shani yang wajahnya terlihat begitu panik. Air mata telah keluar dari mata gadis itu. Shani terlihat sibuk dengan tab nya.

"Gimana bisa Nabilah diculik, Ci?"

"Ci Shani juga gak ngerti, Beby. Tiba-tiba ada mobil yang lewat disamping Nabilah dan masukin dia ke mobilnya secara paksa."

"Nabilah? Bukan Nabilo?" Tanya Ghaida kali ini.

"Iya. Ilo udah lepas kostumnya."

Ghaida menatap Beby, 'ini artinya yang diincar...'

Tin... tin...

Sebuah mobil mengklakson ketiganya dan berhenti di depan mereka. Kaca penumpang pun diturunkan, memperlihatkan Nobi.

"Cepet pada masuk."

~~~

"Shan, kok bisa sampe Nabilah diculik? Kalau Pak Indra sampe tahu gawat."

"Aku juga gak tahu, Nobi. Tenang dong ini aku juga lagi nyari posisi dia."

Beby tiba-tiba mengambil handphone nya, "Beby coba telpon Nabilah, ya."

"Jangan!" Cegah Ghaida.

"Ta-tapi, Kak."

"Jangan! Kita gak tahu tujuan yang culik Nabilah apa. Jangan." Beby pun mengurungkan niatnya.

Setelah lama terdiam, akhirnya Shani memecahkan keheningan, "ketemu! Nabilah ada di lima blok dari sini. Belok kanan!"

Nobi pun membanting setirnya. Mengikuti petunjuk Shani, akhirnya mereka tiba di sebuah komplek perumahan. Beby dan Ghaida langsung turun dari mobil. Saat Nobi ingin menyusul, tangannya ditahan Shani.

"Hati-hati," bisiknya.

Nobi nengusap lembut kepala Shani lalu meninggalkannya.

Beby dan Ghaida dihalangi seseorang yang Beby tahu sebagai salah satu pengejarnya. Orang itu menyeringai. Lalu mengarahkan pukulannya.

1 detik... 2 detik... 3 detik...

Ghaida maupun Beby tak ada yang merasakan sakit. Saat keduanya membuka mata, pukulan itu ternyata ditepis Nobi.

"Kalian cari Nabilah. Biar ini Kak Nobi yang urus."

Keduanya mengangguk paham dan masuk ke dalam gudang disamping mereka.

Di dalam gudang tersebut, Nabilah disekap mulutnya, tangan dan kakinya juga diikat. Nabilah hanya bisa menatap tajam sebagai bentuk perlawanan.

Sementara pria yang bersamanya tak peduli. Ia sedang memeriksa daftar kontak di handphone Nabilah, mencari nama Beby yang tak kunjung ditemukannya.

Ikemen Idol (JKT48 Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang