Aku berjalan gontai di koridor sekolah. Nggak seperti biasa, hari ini aku merasakan yang namanya malas yang sangat malas di tambah lagi dengan perutku yang terasa melilit.
Ya, aku memang sedang kedatangan 'tamu'. yahh.. Kalian taulah apa yang ku maksud.
Aku memasuki kelas dengan langkah gontai, ku lihat teman sekelasku pada sibuk semua dengan dunianya masing-masing.
Ada yang sedang bergosip ria, ada yang sekedar berkumpul, ada yang bercanda, ada juga yang hanya duduk di bangku pojokkan paling belakang sambil membaca buku. nerd.
Aku memang nggak terlalu dekat dengan teman sekelasku. Aku palingan bertegur dengan mereka jika ada tugas dari guru. Selebihnya nggak pernah sama sekali.
Bukannya nggak pandai bergaul, hanya saja aku merasa jika di sini banyak teman yang bukan benar-benar teman, yahh, semacam fake friends gitu.
Mereka hanya butuhin aku di saat ulangan. Dan aku paling nggak suka sama yang begituan.
Aku berjalan menuju meja ku. Mejaku terletak di tengah barisan. Tempat yang strategis menurutku.
Aku menelungkupkan kepalaku di antara lipatan tanganku. Menunggu bel masuk berbunyi.
*
Kringggg!!!
Bel istirahat berbunyi nyaring.
Aku segera mengambil langkah seribu menuju kantin. Ku lihat para sabahatku sudah berada di tempat duduk favorit kami.
Aku segera berjalan ke arah mereka dan seperti biasa aku mengambil tempat di samping Rara. Biasalah, yang lain pada sama pasangannya masing-masing.
"Gue mau pesen nih. Kalian mau nitip nggak?" ujar Erzan seraya berdiri dari duduknya.
"Aku nasi goreng sama jus jeruk, Zan" ujar Amy.
"Gue sama Ed samain aja sama Amy" ujar Nana.
"Gue gado-gado sama air putih. Avo juga gado-gado tapi minumnya jus Alpukat." ujar Winiy sambil mengunyah kerupuk.
Ohh ya! Winiy sama Ara mempunyai satu kesamaan, yaitu sama-sama suka makan. Apa aja mereka makan. Bahkan mungkin batu yang di kasih kecap juga mereka makan. Nggak deng. Hehe.
"Gue soto ayam sama jus melon, Ara juga gitu, eh, bilangin yah sama mbak nya punya Ara es nya jangan terlalu banyak." ujar Mika yang di angguki oleh Erzan. Mika orangnya emang gitu. Paling protektif sama Ara. Ara pecinta Lombok dan jeruk nipis, tapi Mika selalu mlarang Ara makan Lombok dan jeruk nipis dengan alasan takut Maag nya tambah parah.
How sweet they are.
"Gue Bakso yeee... Minumnya air putih aja." ujarku pada Erzan.
"Gue samaain aja sama Ayi" ujar Rara, lalu Erzan berlalu dari hadapan kami menuju ke Mbak Nina-ibu kantin-
Selama menunggu Erzan membawa pesanan kami. Aku hanya memandang kosong ke satu arah, ke arah Rein yang sedang menyantap makanannya.
Kenapa anak itu susah sekali melihat ke arahku? Entahlah? Aku juga bingung.
"Ayi!! Ngapain lo ngelamun mulu?!"
Teriakan Nana membuatku tersentak kaget. Aku memandang kesal ke arahnya."Paan sih! Ngagetin aja! Kalau gue jantungan gimana?!" ujarku kesal.
"Ya elahh.. Sensi amat, lagi PMS buk?" ujar Edward membela Nana. Huh. Mentang-mentang Nana pacarnya, jadi di bela deh!
"Emang iya!" balasku ketus. Kulihat Edward hanya mendengus geli.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hujan
Non-Fiction(Done editing at 21 Juni 2017) Ini cerita tentang Ainun Keana Brave. Si gadis polos dengan segala kecerobohannya. Ini juga cerita tentang Rein Adelson Parker. Si Mr. Es batu dengan muka datar kayak papan triplek. Penasaran dengan mereka berdua? Chek...